Sukses

Mengintip Kamp Bergaya Militer bagi Anak Kecanduan Internet

Di Cina, kecanduan terparah justru terjadi karena akses internet yang mudah di negara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Tak seperti negara lain yang menghadapi masalah kecanduan narkoba, obat-obatan atau alkohol. Di Cina, kecanduan terparah justru terjadi karena akses internet yang mudah di negara tersebut.

Outside the rehabilitation camp, where patients are forced into exercise.

Setidaknya saat ini terdapat 700 juta keluarga yang memiliki akses internet. Dan hal ini membuat sejumlah remaja rentan mengalami ketergantungan digital.

Seperti diberitakan News, Rabu (8/6/2016), sejumlah remaja di Cina bahkan rela menghabiskan 17 waktu hidupnya hanya untuk di depan komputer bermain game setiap hari.

Hal ini dialami oleh keluarga Jeng. Mereka terpaksa "menipu" anaknya untuk ikut program detoks di kamp bergaya militer karena puteranya begitu kecanduan game.

"Dia bisa menghabiskan 13-14 jam untuk main game. Waktu tidurnya sedikit dan sering tidak meninggalkan kamarnya selama enam bulan. Dia bahkan tidak pernah melihat matahari dan kerap mengunci diri," kata Jeng.

Tak ada pilihan selain membawa anak Jeng ke kamp bergaya militer. Namun hal ini semakin menambah kebencian puteranya terhadapnya. "Dia memilih untuk diam selama tiga bulan," katanya.

Direktur utama Kamp DigitalDetox China, Tao Ran, mengatakan, kecanduan internet memang lazim di China. Siapa pun bisa dengan mudah mengakses apa pun disana. Hanya saja hal ini sering disalahartikan oleh para remaja.

Tiongkok telah menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengakui kecanduan internet. Ratusan kamp-kamp militer khusus bahkan telah dibuka di seluruh negeri untuk membantu ketergantungan anak-anak muda mengatasi ketergantungan mereka.

"Program digital detox Rehabilitation Base ini berlangsung selama enam bulan. Pada bulan pertama, mereka selalu ingin lari dan kemudian pada bulan kedua mereka mulai bertanya-tanya apakah mereka memiliki masalah. Kemudian mereka menyadari bahwa, ya, mereka memiliki masalah, tapi itu karena orangtua mereka yang buruk," kata Tao Ran.

Inside the sleeping quarters of the digital detox base.

Bagi keluarga yang ingin memasukkan anaknya, setiap anak dikenai biaya sebesar US$1500 atau sekitar Rp20 juta. Bukan uang yang sedikit, namun sebagian besar orangtua akan rela membayar jumlah tersebut.

"Kamp telah dibuka sejak 2008. Saya sendiri yang merawat mereka, seperti kepala TK, seolah saya kepala sekolahnya. Tapi untuk Anda ketahui, pelatihan bergaya militer akan meningkatkan kesehatan Anda, dan pikiran yang sehat hanya bisa dalam tubuh yang sehat," ujarnya.

Ran mengatakan, orangtua memiliki peran penting dan seharusnya menjadi pengendali dalam kehidupan anak mereka. Tapi kadang, mereka cenderung mengabaikan anak mereka sendiri karena sibuk menjalankan bisnis dan meninggalkan mereka dengan kakek-nenek.

Salah satu ibu, yang anaknya sedang dalam program detoks, mengakui bahwa hubungannya dengan anaknya mencapai point of no return di mana ia benar-benar diabaikan oleh anaknya. Dan satu-satunya cara agar anak mendengarkannya adalah menghapus waktu internet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini