Sukses

Konsumsi Lemak Tak Bikin Anda Gemuk?

Mendorong orang mengonsumsi makanan rendah lemak justru membuat persoalan bobot tubuh di Inggris makin buruk dan mendatangkan pengaruh jelek

Liputan6.com, Jakarta Mendorong orang mengonsumsi makanan rendah lemak justru membuat persoalan bobot tubuh di Inggris makin buruk dan mendatangkan pengaruh jelek pada kesehatan, kata dua kelompok antikegemukan.

Dalam laporannya, Forum Obesitas Nasional (NOF) dan Kerja Sama Kesehatan Masyarakat (PHC) Inggris mengatakan bahwa mengonsumsi lemak tidak akan membuat seseorang gemuk.

Panduan pola makan di Inggris menyarankan orang makan banyak buah dan sayur, karbohidrat secukupnya dari kentang, roti, nasi, pasta dan pati-patian yang lain, dengan sejumlah daging, ikan, telur, kacang-kacangan dan protein non-susu.

Pemerintah juga mendorong konsumsi susu dan produk susu rendah lemak serta memperingatkan bahwa makanan dan minuman berkadar garam tinggi, lemak, serta gula sebaiknya diasup dalam jumlah kecil.

NOF dan PHC dalam laporan bertajuk "Makan Lemak, Kurangi Karbo, Hindari Cemilan yang Menangkal Kegemukan dan Diabetes Tipe 2" menyerukan "pemeriksaan saksama" mengenai panduan makan.

Kedua kelompok itu mengatakan bahwa memakan camilan di antara waktu makan itulah yang membuat kelebihan berat tubuh.

"Saran pola makan yang keliru telah lama dilakukan, khususnya mengenai rendah lemak dan rendah kolesterol. Pesannya telah tanpa sengaja memberi konsekuensi buruk pada kesehatan." 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak ada bukti

Tak ada bukti

Namun para pakar kesehatan dan nutrisi yang lain mempertanyakan kesimpulan laporan tersebut dan menyampaikan kekhawatiran mereka bahwa bukti-bukti tersebut dikumpulkan tidak secara acak alias sesuai pilihan.

"Laporan ini sarat gagasan dan pendapat namun tidak menawarkan ulasan bukti-bukti yang luas dan tegas," kata Mike Knapton, Direktur Kepala Medis di Yayasan Jantung Inggris.

"Wabah obesitas di negeri ini bukan disebabkan oleh panduan makan yang buruk. Di sini kami tidak bersepakat dengan mereka," lanjutnya. 

Ia memperingatkan bahwa memusatkan pada satu jenis makanan, bahan gizi atau faktor-faktor risiko yang lain merupakan ide dangkal dan dapat membingungkan masyarakat. Juga menimbulkan kecemasan di antara masyarakat mengenai apa yang harus atau tidak boleh mereka makan.

John Wass, penasihat khusus tentang obesitas pada sekolah kedokteran Royal College juga mengatakan, masalah itu tidak sesederhana soal lemak atau bukan. Ia memperingatkan para pegiat itu agar tidak menyeleksi kutipan kajian dan berisiko "menyesatkan masyarakat".

"Ada bukti yang jelas bahwa lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol dan memberi masalah pada penyakit terkait pembuluh darah," ujarnya.

Yang diperlukan adalah pola makan seimbang, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan berat tubuh normal.

PHC adalah lembaga nirlaba penyeru kesehatan yang beranggotakan para pakar kesehatan, sedangkan NOH merupakan badan amal yang mengangkat kepedulian tentang obesitas dan cara-cara menanganinya melalui perubahan gaya hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.