Sukses

Sekilas Mengenal Parkinson yang Membuat KO Muhammad Ali

Penyakit parkinson merenggut kebebasan sang legenda Muhammad Ali selama 30 tahun lebih. Apa sebenarnya penyakit parkinson

Liputan6.com, Jakarta Selama 32 tahun lebih petinju legendaris Muhammad Ali menderita penyakit parkinson. Ibaratnya, selama sisa hidupnya, sang petinju telah di-KO (knock out) oleh penyakit ini hingga meninggal pada Jumat (3/6/2016) waktu setempat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Apa sebenarnya penyakit yang telah merongrong hidup sang legenda?

Berikut uraiannya seperti dikutip dari WebMD, Sabtu (4/6/2016).

Penyakit parkinson sebenarnya merupakan degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang banyak diketahui orang dari penyakit Parkinson adalah terjadinya tremor atau gemetaran. Tapi gejala-gejala penyakit Parkinson pada tahap awal sulit dikenali, misalnya:

  • Merasa lemah atau terasa lebih kaku pada sebagian tubuh.
  • Gemetaran halus pada salah satu tangan saat beristirahat.

Setelah gejala awal di atas, maka akan muncul gejala-gejala yang akan dialami oleh penderita penyakit Parkinson:

  • Tremor makin parah dan menyebar.
  • Otot terasa kaku dan tidak fleksibel. Pergerakan menjadi lambat.
  • Berkurangnya keseimbangan dan juga koordinasi tubuh.

Penderita penyakit ini juga bisa mengalami gejala fisik dan psikologis lain seperti depresi, konstipasi, sulit tidur atau insomnia, kehilangan indera penciuman atau anosmia, bahkan muncul masalah daya ingat. Penderita Penyakit Parkinson Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 6,3 juta orang yang menderita penyakit Parkinson.

Penyakit ini memengaruhi segala macam ras dan budaya. Semua orang bisa terkena penyakit ini, tapi lebih umum terjadi pada kalangan orang tua dan lebih cenderung terjadi kepada laki-laki. Kebanyakan orang mulai mengalami gejala penyakit Parkinson ketika usia mereka memasuki 50 tahun. Tapi ada sekitar 5 persen orang yang mengalami gejalanya pada usia 40 tahun.

Penyebab

Penyakit Parkinson memengaruhi bagian kecil dari otak tengah yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia nigra adalah mengirim pesan ke saraf-saraf di saraf tulang belakang yang mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan dikirimkan dari sel otak, ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut neurotransmiter. Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak di substantia nigra adalah dopamine.

Pengaturan gerakan dari tubuh sangat dipengaruhi oleh dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan menyebabkan aktivitas otak akan terganggu. Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson. Penyebab menurunnya dopamine ini masih belum diketahui. Tapi terdapat beberapa faktor yang bisa memicu hal ini, seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan.

Pengobatan

Hingga saat ini, penyakit Parkinson belum memiliki obat penyembuhnya. Pengobatan dan juga penanganan yang tersedia hanya ditujukan untuk meringankan gejala yang dialami. Pengobatan dilakukan untuk menjaga kualitas hidup penderita agar bisa beraktivitas senormal mungkin.

Langkah penanganan yang tersedia adalah fisioterapi, obat-obatan, dan jika perlu, operasi. Penyakit Parkinson pada tahap awal, gejalanya cenderung ringan dan tidak perlu dilakukan penanganan khusus. Tapi demi mengetahui perkembangan kondisi, pemeriksaan rutin akan dilakukan.

Kini perkembangan pengobatan penyakit Parkinson sudah cukup maju. Penderita kondisi ini bisa hidup semaksimal mungkin dengan menjalani kemajuan teknik pengobatan dan penanganan yang ada. Seiring dengan berkembangnya penyakit ini, penderita Parkinson akan memerlukan bantuan orang lain dalam melakukan rutinitas sehari-hari. Ada sebagian yang sangat terbantu oleh pengobatan tapi ada juga sebagian yang merasakan efek yang terbatas dari pengobatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini