Sukses

PMS Bantu Wanita Tendang Kebiasaan Buruk

Nyeri, perut kembung, dan emosi yang membludak kerap membuat wanita uring-uringan saat PMS.

Liputan6.com, Jakarta - Pre-Menstrual Syndrome (PMS) sering dikaitkan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Nyeri, perut kembung, dan emosi yang membludak kerap membuat wanita uring-uringan saat PMS. Tapi, di balik itu semua ada manfaat PMS dari siklus hormon untuk berhenti dari kebiasaan buruk seperti kecanduan merokok dan makan junk food.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Biology of Sex Differences menyebutkan, PMS bisa menghindarkan seseorang dari kebiasaan buruk. PMS bisa membantu wanita mencapai tujuan kesehatannya.

nethealthsite.com

Peneliti menemukan wanita saat PMS mencoba untuk berhenti dari kebiasaan buruk seperti merokok. Ini karena wanita memiliki waktu yang lebih mudah berhenti dan kemungkinan kambuhnya lebih sedikit saat paruh kedua siklus menstruasi.

Bagaimana bisa? Pada awal siklus menstruasi, tepat setelah periode berakhirnya estrogen mengalami lonjakan. Tapi, sekitar setengah jalan menuju siklus, wanita berovulasi dan estrogen turun sehingga progesteron mengambil alih. Tahap kedua ini dikenal dengan fase luteal, mengarah ke puncak PMS saat tubuh mempersiapkan diri menstruasi lagi.

Menurut penelitian, kuncinya adalah tingginya progesteron yang melindungi wanita dari perilaku adiktif. Estrogen bisa membuat semua merasa baik tapi progesteron tidak cukup membuat diri merasa tenang dan fokus dengan pikirannya seperti dilansir Shape.

Ketika Anda mencoba untuk tidur setelah mengonsumsi junk food, Anda mungkin merasa tidak nyaman atau bahkan kram. Cobalah kudapan seperti wortel mentah atau kacang-kacangan jika Anda merasa lapar sebelum tidur. (TOSHIFUMI KITAMURA/AFP/Getty Images)

"Menariknya, temuan ini mungkin merupakan efek fundamental fase siklus menstruasi pada konektivitas otak dan mungkin bisa digeneralisasikan pada perilaku lain, seperti alkohol dan makanan tinggi lemak dan gula," kata penulis senior Teresa Franklin, Ph .D., seorang profesor penelitian of Neuroscience di Psikiatri di University of Pennsylvania.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.