Sukses

Nyamannya Rumah Singgah untuk Keluarga Pasien Anak Sakit Kronis

Ami tak bisa membayangkan apa jadinya jika tak ada rumah singgah ini. Meski biaya makan tak ditanggung, Ami dan suami benar-benar tertolong.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak jauh dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati berdiri kokoh rumah singgah yang diperuntukkan bagi keluarga dan pasien anak berpenyakit kronis, yang tengah menjalani pengobatan medis atau kemoterapi di sana.

Rumah singgah yang menjadi salah satu program Yayasan Ronald McDonald House Charities (RMHC) terdiri dari dua lantai. Memiliki kurang lebih sepuluh kamar, ruang tamu yang besar, tempat bermain anak, dapur, kamar mandi, dan ruang makan. Bangunan yang berada di Jalan Kana Lestari J. 24, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, berdiri sejak 2014 lalu.

Ketua Yayasan Ronald McDonald House Charities, Caroline Djajadiningrat, mengatakan adanya rumah singgah ini diharapkan pasien anak dan keluarganya dapat merasakan kehangatan keluarga seperti berada di rumah sendiri.

"Awalnya saya pikir pasien anak menginap di rumah sakit karena satu penyakit tertentu paling lama hanya satu minggu. Surprisingly, ternyata ada yang sampai sembilan bulan. Dan kenyataan di lapangan, banyak orangtua yang karena tidak memiliki banyak uang, tidur di depan kamar beralaskan lantai yang dingin," kata Caroline, Rabu (1/6/2016)

Tidak sulit bagi orangtua untuk istirahat sekadar melepas penat di rumah singgah ini. Bermalam selama beberapa hari juga bisa. Asal, melampirkan surat rujukan dan keterangan berapa lama si Kecil menjalani perawatan. "Setiap bulannya akan kami upgrade, siapa saja yang masih lanjut dan siapa yang harus meninggalkan rumah singgah ini karena buah hatinya memang sudah selesai berobat," tambah Caroline.

ruangkeluarga

Ami, 25, sudah hampir satu tahun menjadi penghuni rumah singgah. Anak laki-lakinya bernama Faiz, saat ini masih tercatat sebagai pasien anak yang harus jalani pemeriksaan rutin karena penyakit kanker darah.

"Kanker darahnya masih stadium awal. Faiz harus berobat dan kalau sewaktu-waktu kambuh, dia harus segera dibawa ke dokter. Kebetulan kami dirujuk ke rumah sakit Fatmawati. Dan mengetahui keberadaan rumah singgah ini setelah kami beberapa kali berobat ke rumah sakit," kata Ami yang relah hidup terpisah sementara waktu dengan sang suami yang berada di Lampung.

Ami tak bisa membayangkan apa jadinya jika tak ada rumah singgah ini. Meski biaya makan tak ditanggung, Ami dan suami benar-benar tertolong.

"Penyakit anak saya membutuhkan pertolongan yang cepat kalau suatu hari nanti tahu-tahu kumat. Karena ada tetangga kami yang anaknya meninggal karena terlambat ditolong. K kami di sini sudah mau satu tahun," tandas Ami.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini