Sukses

Bahayakah Anak Bermain Clash of Clan?

Liputan6.com, Jakarta Dari banyaknya pilihan permainan di gawai, salah satu game bernama Clash of Clans atau yang dikenal dengan sebutan CoC, bisa dibilang sedang menjadi bintang utamanya.

Game CoC ini ramai digandrungi oleh para dewasa muda hingga anak-anak. Memang, tidak ada aksi kekerasan di dalam game ini. Namun candu yang berlebih memberikan efek khusus dalam kehidupan sehari-hari - khususnya bagi anak.

Menanggapi fenomena ini, psikolog Astrid Wen memberi komentar. "Ya jadi sebenarnya kalo Clash of Clans itu, cek dulu usia anak yang memainkannya. Dia permainan untuk anak-anak di usia berapa. Nah, ini kan sebenarnya permainan untuk SD besar ya (anak kelas 5 atau 6 SD). Tapi tentunya (anak) enggak dibiarin bermain sendirian," ungkapnya saat dihubungi oleh Health-Liputan6.com, Rabu (25/05/2016).

Penting untuk orangtua lebih mengenali juga mengetahui terlebih dahulu sejauh mana keamanan setiap konten permainan yang dimainkan oleh anak. Selain memperhatikan keamanan, menurut Astrid, orangtua perlu mencari cara untuk mencegah anak kecanduan game ini.

"Yang paling penting, untuk mencegah sifat adiksinya itu orangtua perlu benar-benar tegas untuk set limit waktunya. Soalnya suatu game diciptakan pasti memang enggak untuk selesai. Contohnya kayak Angry Bird, ya itu dia pasti berlanjut terus. Atau Pokopang sama Candy Crush, untuk orang dewasa aja itu enggak pernah selesai. Demikian juga CoC itu. Dia akan terus ada selama minatnya anak-anak masih ada," jelas Astrid.

Astrid menegaskan bahwa tidak ada efek bahaya dari game Clash of Clans ini untuk anak. Hanya saja dikhawatirkan akibat candu CoC anak jadi lupa untuk melakukan aktivitas lain.

"Tanpa tau waktu bermain CoC anak jadi hilang waktu untuk refleksi diri atau waktu untuk diskusi dengan orangtua. Yang dikhawatirkan adalah waktu-waktu yang hilang itu. Jangan sampai dia belajar kenikmatan itu ya asalnya dari main game aja. Jadi bukan gamenya dilarang ya--gamenya enggak dilarang ya enggak apa-apa. Tapi inget usia ya...," Astrid mengingatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.