Sukses

Cara Efektif Cegah Anak Jadi Korban Pelecehan Seksual

Komunikasi antara orangtua kepada anak sejak dini jadi kuncinya. Namun disesuaikan dengan tahap perkembangan anak sesuai usia.

Liputan6.com, Jakarta Angka korban pelecehan seksual pada anak semakin tinggi setiap tahunnya menurut catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Dari 2013 ke 2014 naiknya 100 persen, baik yang jadi korban atau pun pelaku," ujar Sekretaris KPAI Rita Pranawati kepada Liputan6.com di Kantor KPAI di Bulan Maret 2016.

Untuk mencegah hal tersebut, salah satu kuncinya adalah mengefektifkan komunikasi antara orangtua dengan anak sejak dini yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Berikut cara berkomunikasi efektif seperti dikutip laman Parents, Kamis (19/5/2016).

Usia 2-4 tahun

Jelaskan kepada anak perihal organ intimnya. Jika ia laki-laki sebut organ intimnya dengan penis bukan yang lain, begitu juga dengan anak perempuan sebut dengan vagina. "Hal ini mengurangi potensi kebingunan dan meningkatkan kemampuan anak ketika membahas hal-hal terkait seksual," tutur mantan jaksa Los Angeles, AS, yang mengkhususkan diri pada kasus kejahatan seks terhadap anak-anak, Robin Sax.

Katakan juga pada anak, selain dirinya, orangtua, dokter, pengasuh (bila ia masih menggunakan popok). Selain orang tersebut tidak boleh ada orang lain yang menyentuh dirinya. Jika ada, katakan padanya untuk memberi tahu pada orangtua.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usia 5-8 tahun

Usia 5-8 tahun

Perkuat batas-batas. Ajarkan pada anak untuk mengatakan 'tidak, terimakasih' bila ia merasa risih dengan pelukan atau ciuman dari kerabat. Misalnya anak laki-laki Anda merasa tidak nyaman ketika neneknya menciuminya terus, Anda sebagai orangtua bisa membela anak atas hal tersebut. "Vincent sedang tidak sedang ingin dicium, Nek," seperti dicontohkan Direktur Eksekutif Prevent Child Abuse Vermont, Linda E. Johnson.

Jika Anda masih memandikan anak, jadi kesempatan untuk mengingatkan kembali batasan-batasan. Misalnya mengatakan 'Ibu ingin kamu tahu ya, bahwa ini tubuhmu, tak seorang pun boleh menyentuh bagian privatmu (sambil menunjuk bagian tersebut)," tutur CEO of Darkness to Light, Jolie Logan.

Anak usia ini juga sudah pintar browsing sesuatu dari smartphone. Ini saatnya Anda mengajarkan cara aman berinternet. Banyak pakar yang menganggap usia ini terlalu muda bagi anak untuk sendirian berselancar berinternet. Ingatkan anak untuk tidak memberi tahu data pribadi kepada orang asing di internet.

Usia 9 tahun ke atas

Ketika anak-anak mulai memasuki usia remaja, teman-teman pergaulannya bisa memberikan pelecehan seksual pada mereka. Cari kesempatan yang tepat untuk membicarakan agar anak tidak dilecehkan seksual olah orang-orang sekitarnya. Ajak diskusi tentang cara keluar dari hal kurang nyaman. Ingatkan juga pada anak, bahwa Anda sebagai orangtua mau mendengarkan hal tersebut.

Usia pra remaja seperti ini, anak-anak sudah senang sekali dengan gawai. Anda para orangtua harus tahu bahwa sangat mudah bagi anak untuk bisa melihat tayangan porno baik lewat ponsel pintar maupun Nintendo Wii atau Sony PSP.

"Kami melihat data ini sangat banyak. Kebanyakan orang tua tidak tahu bahwa anak-anak dapat mengakses hal-hal berbau porno begitu mudah dengan cara ini, dan tidak mengerti betapa besar dampak negatif paparan tersebut pada seksualitas anak," kata Psikolog Julie Medlin.

Diskusikan juga pada anak mengenai cara mengindentifikasi orang dewasa mana yang baik dan mana yang bukan. Lalu, ingatkan anak untuk segera mencari pertolongan pada orang dewasa jika merasa tidak nyaman (akibat pelecehan seksual) ketika sesuatu mengganggunya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.