Sukses

WHO: Tingkat Polusi Udara di Asia Tenggara Meningkat 5 Persen

Polusi udara meningkat lima persen di lebih dari dua pertiga kota di wilayah Asia Tenggara .

Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan laporan global terbaru yang menunjukkan, polusi udara meningkat lima persen di lebih dari dua pertiga kota di wilayah Asia Tenggara .

"Meningkatkan kualitas udara harus menjadi prioritas kesehatan di negara-negara WHO kawasan Asia Tenggara untuk mencegah risiko kesehatan miliaran orang," kata WHO Regional Director for South-East Asia, Dr Poonam Khetrapal Singh melalui siaran pers yang diterima Liputan6.com, Kamis (12/5/2016).

Menurut Poonam, semakin banyak perkotaan, akan membuat rendahnya kualitas udara, yang dengan sendirinya akan menjadi masalah bagi pemerintah. 

"Pemantauan kualitas udara merupakan langkah penting untuk mengambil tindakan korektif. Sembilan dari 11 negara di kawasan Asia Tenggara memiliki data kualitas udara dalam laporan global, dan India memiliki data dari 122 kota," ujarnya.

Ponnam menuturkan dampak polusi udara yang mencakup stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan akut. Secara global, pada 2012 polusi udara di perkotaan diperkirakan telah menyebabkan 3,7 juta kematian dengan lebih dari sepertiga dilaporkan dari wilayah Asia Tenggara.

Meskipun kesadaran meningkat, ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah ini dan menerapkan intervensi berbasis data. 

"Transportasi, pembangkit listrik, pembakaran biomassa dan debu ambien merupakan kontributor utama partikulat polusi udara. Di perkotaan, emisi kendaraan merupakan pertimbangan penting, terutama bagi penduduk yang tinggal di dekat jalan. Masalah polusi udara hanya dapat diatasi melalui kerjasama multi-sektoral. Meningkatnya penggunaan energi bersih seperti LPG, sumber daya terbarukan seperti surya dan angin, dan memprioritaskan transportasi umum, berjalan dan bersepeda fasilitas di kota antara sejumlah strategi yang terjangkau yang dapat diadopsi," ungkapnya.

Di sisi lain, sektor energi, transportasi, lingkungan dan kesehatan perlu bersama-sama mencegah dampak lebih lanjut. "WHO berkomitmen untuk meningkatkan respon global untuk meningkatkan efek kesehatan yang merugikan dari polusi udara dengan satu set koordinasi di tingkat global, regional, nasional dan kota untuk mencegah efek samping dari polusi udara."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.