Sukses

Pria yang Sulit Ejakulasi Berisiko Tinggi Kanker Prostat

Sebuah penelitian di Amerika menemukan, pria yang kesulitan ejakulasi kemungkinan berisiko tinggi kanker prostat.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian di Amerika menemukan, pria yang kesulitan ejakulasi kemungkinan berisiko tinggi kanker prostat. Penelitian ini melibatkan 32.000 pria sejak 1992 ketika mereka berusia 20-an hingga 2010. Dan selama periode ini, hasilnya cukup mengejutkan. Hampir 4.000 pria telah didiagnosis kanker prostat.

Menurut para ilmuwan, pria yang ejakulasi setidaknya 21 kali dalam sebulan di usia 20-an, 19 persen didiagnosis kanker prostat dibandingkan pria yang ejakulasi tidak lebih dari tujuh kali sebulan. Sedangkan pria yang ejakulasi lebih sering di usia 40-an, 22 persen didiagnosis kanker prostat.

"Frekuensi ejakulasi yang rendah 0 - 3 kali per bulan juga menunjukkan masalah kesehatan lain, namun mereka meninggal sebelum waktunya," kata penulis utama studi Jennifer Rider, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (26/4/2016).

Di sisi lain, hasil penelitian yang jelas mengenai hubungan ejakulasi dan aktivitas seksual yang aman bisa menjadi strategi bermanfaat untuk mengurangi risiko kanker prostat.

Ironisnya, studi yang dipublikasikan dalam jurnal European Urology ini mencatat, 15 persen penderita kanker prostat tidak memiliki hubungan dengan usia, ras dan riwayat keluarga. 

Selama masa penelitian, ada 192 kasus kanker prostat di kalangan pria yang melakukan ejakulasi tidak lebih dari tiga kali dalam sebulan. Ada 1.041 kasus dengan 4 sampai 7 ejakulasi bulan, dan 1.509 kasus dengan 8 sampai 12 ejakulasi bulanan, lain 807 kasus dengan 13 sampai 20 ejakulasi per bulan dan 290 kasus dengan setidaknya 21 ejakulasi bulanan.

Salah satu keterbatasan dari penelitian ini, catatan kesehatan bergantung pada kemampuan laki-laki mengingatnya secara akurat karena mereka hanya melaporkan seberapa sering mengalami ejakulasi. Dan studi ini memerlukan populasi ras yang lebih beragam.

Sementara itu, seorang peneliti kanker di Washington University School of Medicine di St Louis, Siobhan Sutcliffe mengatakan, terlalu dini untuk mempertimbangkan manfaat seks sebagai alat untuk pencegahan kanker. Sebab aktivitas seksual memiliki beberapa konsekuensi kesehatan negatif, seperti infeksi menular seksual.

Namun hal ini dibantah peneliti urologi di University of Washington di Seattle, Dr John Gore. Dia menuturkan, ejakulasi melalui hubungan seks atau masturbasi justru dapat meningkatkan kesehatan seperti halnya diet sehat dan berat badan normal, yang menurunkan risiko kanker prostat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.