Sukses

Waspada, Daging Merah Bisa Jadi Bahaya untuk Anda

Terlalu banyak makan daging merah dapat meningkatkan risiko infeksi cacing pita, dan bahkan bisa berujung pada kanker.

Liputan6.com, Jakarta Daging merah bisa dibilang adalah primadona dunia kuliner. Rasanya yang kaya memungkinkan ratusan variasi dalam pengolahan dan penyajiannya. Tapi, mengonsumsi daging ini terlalu banyak ternyata malah bisa berbahaya untuk Anda.

Mengutip NHS, Minggu (24/4/2016), definisi daging merah meliputi daging sapi, daging domba, babi, daging sapi muda, daging rusa, kambing. Tapi tidak termasuk daging kalkun, bebek, angsa, burung, ayam, kelinci dan daging olahan termasuk sosis, bacon, ham, salami dan pate.

Daging merah memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Bahkan, banyak peneliti yang yakin, tubuh manusia pada dasarnya memang dirancang untuk mengonsumsi daging merah, jadi menghentikan pengonsumsiannya dapat mengganggu keseimbangan nutrisi tubuh.

Tapi, bukan berarti Anda bisa mengonsumsinya berlebihan. Terlalu banyak makan daging merah dapat meningkatkan risiko infeksi cacing pita, dan bahkan bisa berujung pada kanker.

Batas Harian

Agar terhindar dari penyakit, dianjurkan untuk tidak melebihi batas konsumsi maksimal yakni 90 gram daging merah atau daging olahan per hari. 90 gram itu setara dengan tiga iris tipis potongan daging sapi panggang, domba atau babi. Sedangkan bagi Anda yang memiliki risiko penyakit lain, dianjurkan untuk mengonsumsi daging tidak lebih dari 70 gram per hari.

Lantas bagaimana dengan batasan konsumsi daging untuk anak-anak?

Anak-anak tidak perlu mengonsumsi daging sebanyak orang dewasa. Dan jumlah atau takarannya disesuaikan dengan usia dan ukuran tubuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risiko Cacing Pita

Gejala infeksi cacing pita

Selain risiko kanker usus, daging merah juga berpotensi memiliki cacing pita. Biasanya cacing pita ini dapat ditemukan dalam darah dan daging. Jika dikonsumsi oleh manusia, larva cacing dapat memasuki aliran darah dan masuk ke otak.

Mayoclinic melaporkan, gejala terkait infeksi cacing pita sering tidak ada. Tapi gejala umumnya seperti:

- Mual
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri perut
- Diare
- Berat badan terus berkurang

Faktor Risiko infeksi cacing pita

1. Kebersihan yang buruk, termasuk mencuci dan cuci tangan sebelum makan
2. Paparan ternak lain
3. Infeksi lebih sering terjadi pada daerah yang memiliki sanitasi buruk.
4. Makan daging mentah atau setengah matang

Komplikasi dan risiko terinfeksi

Komplikasi yang kadang-kadang berkembang meliputi:

- Infeksi saluran empedu Anda

- Gangguan otak dan sistem saraf pusat. Komplikasi ini sangat berbahaya, khususnya dari cacing pita babi invasif dapat menyebabkan sakit kepala dan gangguan penglihatan, kejang, meningitis, hidrosefalus atau demensia.

- Gangguan fungsi organ. Ketika larva bermigrasi ke hati, paru-paru atau organ lain, telur cacing menjadi kista. Seiring waktu, kista ini tumbuh dan mengganggu fungsi organ hingga mengurangi suplai darah. Jika kista cacing pita pecah, dapat menyebabkan reaksi alergi seperti, gatal-gatal, bengkak dan kesulitan bernapas. Operasi atau transplantasi organ mungkin diperlukan pada kasus yang berat.

- Kematian dapat terjadi pada kasus infeksi berat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini