Sukses

5 Mitos Keliru tentang Yoga

Saat ini yoga bisa dibilang sebagai salah satu olahraga paling populer, tapi, masih banyak orang yang segan melakukannya.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini yoga bisa dibilang sebagai salah satu olahraga paling populer. Tapi, masih banyak orang yang segan melakukannya. Hal ini biasanya karena mitos-mitos yang menyelubungi olahraga dari India ini.

Untuk lebih mengenal olahraga ini, dan meyakinkan Anda untuk mencobanya, inilah lima mitos salah tentang yoga, seperti dilansir dari Purewow, Selasa (19/4/2016):

1. Anda harus fleksibel untuk melakukan yoga

Bisa dibilang inilah alasan terbesar orang segan melakukan yoga, karena mereka merasa tidak fleksibel. Seperti kemampuan lainnya, yoga membutuhkan latihan. Dan semakin sering Anda melakukannya, akan semakin fleksibel Anda.

Jika Anda benar-benar khawatir mengenai gerakan dan kefleksibelan Anda, carilah instruktur yang sudah terbiasa melatih pemula. Biasanya mereka bisa menawarkan modifikasi gerakan yang lebih mudah untuk Anda coba.

2. Anda harus kurus untuk bisa melakukan yoga

Satu mitos yang merusak lainnya. Anda TIDAK harus kurus untuk bisa yoga. Yoga akan menguntungkan dan menyenangkan untuk dilakukan sebesar apa pun badan Anda.

Sebagai bukti, ada beberapa ahli berukuran tubuh besar, seperti Jessamyn Stanley, yang bisa Anda cek akun Instagram-nya.

Jika Anda tidak percaya diri dengan ukuran tubuh, dan segan memasuki studio yoga di mana semua pesertanya bertubuh langsing, carilah kelas yoga yang memang khusus bagi mereka yang memiliki tubuh plus-size.

3. Yoga bukanlah olahraga

Faktanya: memang benar, beberapa latihannya fokus pada ketenangan, gerakan relaksasi untuk menyatukan tubuh dan pikiran. Tapi beberapa yoga lain, seperti hot power yoga, sangatlah menantang secara fisik dan mengolah tubuh.

Spektrum mana pun yang Anda pilih, yoga akan melatih Anda untuk fokus pada pernapasan (cara yang bisa meningkatkan detak jantung, dan meningkatkan kekuatan, kefleksibelan, dan keseimbangan--menjadikan yoga suplemen hebat untuk kesehatan Anda.

4. Yoga bersifat religius

Walaupun yoga dimulai di India dan memiliki hubungan erat dengan agama Budha dan Hindu, yoga di negara-negara lain sangatlah sekular.

Tentunya yoga memang bisa bersifat spiritual atau religius jika Anda menginginkannya, tapi kebanyakan instruktur dan studio menerapkan latihan yang fokus pada kesehatan fisik.

5. Pria tidak melakukan yoga

Sebaliknya, yoga justru diciptakan oleh pria ribuan tahun yang lalu. Seiring waktu, beberapa pria memboikot latihan ini. Mereka mengatakan yoga terlalu lembut dan gerakannya terlalu fleksibel bagi pria.

Namun tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak pria, termasuk atlet-atlet profesional, mulai menyadari manfaat yoga, yang kemudian menjadikan yoga sebagai tren.

Jika Anda butuh contoh, David Beckham, Robert Downey, Jr., dan Adam Levine adalah para penggemar olahraga ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.