Sukses

Pasien Mudah Menemui Dokter Kapan Saja Lewat Halodoc

Halodoc, aplikasi konsultasi dokter berbasis online yang memudahkan pasien 'menemui' dokter mereka kapan saja, lahir dari Jonathan Sudharta

Liputan6.com, Jakarta Tinder, Hinge, eHarmony, dan Plenty of fish adalah nama aplikasi yang berada di jajaran paling atas aplikasi kencan paling populer saat ini. Lewat aplikasi itu, sesama jomblo dapat dengan mudah menemukan tambatan hati.

Ke depan, bukan hanya jodoh yang dapat dicari menggunakan aplikasi, konsultasi dengan dokter favorit yang biasa menangani masalah kita atau mencari bantuan guna melakukan pertolongan pertama langsung dari dokter juga dapat dilakukan menggunakan aplikasi "Halodoc".

Halodoc, aplikasi konsultasi dokter berbasis online yang memudahkan pasien 'menemui' dokter mereka kapan saja, lahir dari mantan sales bahan baku obat, detailer obat ke dokter-dokter, sekaligus tukang antar obat dari satu apotek ke apotek lain, Jonathan Sudharta.

Selama 14 tahun berkecimpung di dunia seperti itu, membuat Jonathan yang kini menjabat sebagai CEO dari MHealthTech yang memayungi aplikasi LinkDokter dan PesanLab, secara tak langsung mempelajari karakteristik pasien di Indonesia sehingga ia paham dengan seluk beluk sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

Ia pernah berhitung berapa waktu yang dibutuhkan pasien sejak berangkat menuju puskesmas, rumah sakit, atau tempat praktik dokter hingga pasien kembali ke rumah. Rata-rata menghabiskan waktu selama empat sampai lima jam. Dari situ ia lalu memutar otak mencari cara agar aktivitas bertemu dokter lebih ringkas. Belum lagi jika mengalami satu kondisi yang harus segera ditangani tapi terhalang oleh kepadatan lalu lintas seperti di Jakarta.

"Apalagi orang yang sakit, untuk bergerak dari tempat tidur saja malas. Tentu akan sangat membantu jika ada solusi yang memudahkan dan menyederhanakan bagaimana konsultasi dengan dokter," kata Jonathan dalam diskusi bersama Forum NGOBRAS dengan tema Sumbangsih Pemuda untuk Kesehatan Bangsa Melalui Teknologi di Jakarta Pusat, Jumat (8/4/2016) sore.

Halodoc, jelas Jonathan, adalah pengembangan dari LinkDokter. Jika LinkDokter adalah sarana yang dikhususkan bagi para dokter untuk berkomunikasi, lewat Halodoc dokter dapat membantu pasien secara langsung. Pengguna aplikasi yang akan diluncurkan secara resmi pada 21 April 2016 dan sudah bisa diunduh di iOS Store dan Google Play (Android), dapat memilih sendiri dokter sesuai kebutuhan dari belahan Indonesia mana pun. "Sudah ada 16 ribu dokter yang tergabung. Kalau dokter favorit pasien tidak ada di situ dan ingin dimasukan, nanti kami yang akan mengajaknya untuk bergabung," kata Jonathan.

Tak cuma nama atau status dari dokter yang ingin dicari, tercantum pula tarif konsultasi per menit masing-masing dokter. Nanti pasien dapat membayar menggunakan kartu kredit atau melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Setiap konsultasi dilakukan menggunakan video call. "Kami juga bekerjasama dengan Gojek untuk layanan Apotikantar, khusus antar obat kurang dari satu jam. Pembayaran dapat dilakukan langsung," kata Jonathan.

Pertolongan pertama langsung dari dokter yang terdaftar di Halodoc

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta di Indonesia yang juga sudah tergabung di LinkDokter sejak tiga tahun lalu, Dr Irwan Heriyanto, MARS, merasakan betul manfaat dari Halodoc, yang waktu itu masih berupa situs. Bagi Irwan, Halodoc adalah cara cukup unik menjembatani antara pasien dan dokter.

Menurut Irwan, sejumlah kondisi yang tergolong golden periode sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini. Misal saja serangan jantung atau tersiram air panas. Pasien tak perlu lagi panik, cukup menghubungi dokter, jadi lebih tahu harus berbuat apa. "Untuk menolong yang tersiram air panas, keluarga bisa diberi petunjuk penanganan awal langsung oleh dokter. Orang terdekat akan ditanya apa yang tersedia di rumah dan kemudian diberikan instruksi untuk melakukan  tindakan penyelamatan. Karena semakin lama tindakan penanganan tertunda, maka semakin dalam lapisan kulit yang terkena. Ini baru satu kasus. Belum kasus jantung, asma atau serangan stroke,” ujar Irwan.

Kondisi serupa juga pernah dialami Jonathan saat sang anak mendadak demam tinggi. Sebagai ayah, tentu Jonathan panik melihat si Kecil terus menerus merengek. Karena tak mungkin ke rumah sakit karena sudah terlalu malam, Jonathan pun langsung menghubungi dokter langganan melalui aplikasi itu. Setelah dicek oleh dokter dan Jonathan mendapat jawaban yang melegakan, ia pun dapat tidur tenang. Kondisi si Kecil juga membaik karena sudah mendapatkan pertolongan pertama.

Kesiapan masyarakat akan Halodoc

Sedangkan dari sudut pandang Psikolog Dra Vierra Adella dari Universitas Atmajaya, Halodoc merupakan bukti dari sebuah perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung yang akhirnya sampai di kalangan profesionalis. Pasien sendiri yang kita lihat tidak memungkinkan menggunakan aplikasi ini, lambat laun akan memahami bagaimana cara menggunakannya. Sebab, melihat kondisi saat ini, mau setua apa pun usia seseorang pasti memiliki gawai dan minta diajarkan bagaimana cara menggunakan aplikasi WhatsApp, BlackBerry Messanger, atau Facebook.

Halodoc untuk masyarakat di desa dan daerah-daerah terpencil

Jonathan tak memungkiri jaringan dan gawai yang belum canggih menjadi kendala bagi penduduk di desa dan daerah-daerah terpencil. Namun, yang ia syukuri adalah Helodoc hadir di tahun ini, bukan lima tahun yang lalu. "Kalau kita lihat, mungkin pernah mendengar tentang Google Loon. Kalau saya tidak salah, akan memberikan internet untuk masyarakat dengan mudah, malah gratis di mana dan kapan saja," kata Jonathan.

Kemudahan akses itu kini sudah hadir, sekali pun tidak berasal dari Google Loon, pemerintah kita sendiri memiliki program internet gratis di desa dan pedalaman. Sehingga kesempatan Helodoc digunakan oleh semua kalangan tak terkecuali penduduk di pedalaman akan terbuka lebar.

"Kami adalah karya anak bangsa yang ingin berkontribusi untuk kesehatan bangsa. Kami dengan senang hati jika bisa bekerjasama dengan BPJS atau dengan apa pun bentuk bantuan pemerintah untuk masyarakat di daerah," ujar Jonathan.

Bahkan, jika memang harus menyumbang gawai untuk ditaruh di posyandu, klinik, atau warung di daerah itu pun akan ia dan tim lakukan. "Karena bagi kami ini bukan sekadar bisnis. Tapi juga tekad kami untuk kesehatan masyarakat secara menyeluruh," ujar Jonathan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini