Sukses

Perlukah Ibu Mengarahkan Kehidupan Sosial Anak?

Ibu bisa membantu anak untuk menghadapi segala situasi yang terjadi, baik konflik sosial dengan teman hingga lingkungan baru.

Liputan6.com, Jakarta Kehidupan sosial sering kali menimbulkan kekhawatiran akan hal-hal berbau intimidasi dan perkelahian pada anak. Hal ini bisa membuat anak menjadi pribadi yang sulit bersosialisasi, bahkan tak bisa menangani masalahnya sendiri.

Mengutip laman Modern Mom, ditulis Jumat (1/4/2016) tentunya orangtua sebagai orang terdekat bisa membantu juga mengarahkan anak untuk menjalin tali pertemanan yang baik. Sebab, menjalin hubungan pertemanan bisa jadi sebuah tantangan bagi anak.

Berikut langkah yang perlu diperhatikan orangtua, terutama para ibu, untuk mengatasi konflik yang terjadi pada lingkungan sosial anak. Bahkan peran ibu mampu mendorong anak menjadi sosok yang aktif dan menyenangkan di segala situasi dan kondisi.

# Langkah 1

Tanyakan kepada anak apakah ia memiliki masalah dengan temannya. Jika anak menampakkan perubahan, seperti menarik diri atau bahkan tidak tertarik lagi bergabung bersama temannya dalam suatu aktivitas yang ia lakukan, mungkin saja anak mengalami konflik bahkan depresi.

Pertimbangkan kemungkinan berkonsultasi kepada terapis untuk mengetahui lebih lanjut jika anak benar mengalami depresi guna menemukan solusi untuk mengatasinya. Sebab, dampak yang akan terjadi pada anak di kemudian hari ialah rasa malu, rendah diri, keterampilan sosial yang buruk atau kesulitan lainnya.

# Langkah 2

Membangun pembicaraan hangat dengan anak seperti apa yang terjadi di sekolah atau lingkungan barunya. Terkadang, langkah ini dapat menjadi pilihan dalam menangani konflik yang melanda anak pada lingkungan sosial mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

# Langkah 3

Kenalkan anak dengan kegiatan yang baru. Dengan langkah ini anak dapat menemukan keterampilan yang baru juga bisa membantunya bersosialisasi lebih baik.

# Langkah 4

Jika Anda memiliki anak yang sudah memasuki tahap remaja akhir, berikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan tantangan hidup yang baru dengan cara bekerja paruh waktu seperti di toko atau restoran. Dengan langkah ini anak akan mendapatkan hubungan dan kerabat yang lebih banyak lagi.

# Langkah 5

Agar anak terbiasa berinteraksi dengan banyak orang, terutama di lingkungan baru, ajarkan anak untuk menjadi sukarelawan di lingkungan masyarakat. Hal ini akan membantu anak melawan kesulitan berinteraksi, juga membangun dirinya menjadi pribadi yang lebih berani.

# Langkah 6

Intimidasi, drama remaja, maupun stigma sosial memang menjadi kondisi sulit yang harus dilalui seorang anak. Untuk mengatasinya orangtua tak perlu langsung memindahkan anak ke sekolah lain. Pastikan komunikasi terbuka dan jujur terlebih dahulu antar Anda dan anak.

Memindahkan anak ke sekolah baru tidak memperbaiki masalah yang ada, jadi orangtua tak perlu mencari solusi sendiri tanpa berkomunikasi terlebih dahulu. Bicaralah dengan anak tentang pentingnya menghadapi masalahnya - bukan dengan berlari dari masalah mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.