Sukses

Bayi Kembar Siam Dwi dan Tri Akan Dibuatkan Saluran Feses

Kembar siam Dwi dan Tri masih mendapatkan perawatan lebih lanjut sebab tak memiliki organ tubuh seperti bayi normal lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Bayi kembar siam Dwi dan Tri yang berhasil dipisahkan oleh tim bedah dari RSCM masih mendapatkan perawatan lebih lanjut sebab kedua bayi ini tidak memiliki organ tubuh seperti bayi normal lainnya.

Kedua bayi memiliki kondisi kandung kemih dan uterus dengan vagina yang bermuara ke dalam kloaka atau lubang saluran pencernaan - sehingga saluran cerna kedua bayi menyatu mulai dari usus besar yang berakhir di kloaka. Akibatnya pembuatan lubang pembuangan tidak dapat dibuat pada tempat semestinya.

"Fungsi saluran cernanya tidak bermasalah hanya tidak ada lubang pengeluaran dan dibuat, dan itu memang lazim untuk dibuat," ungkap dr. Sastiono, Sp.B, Sp. BA, kepada Health-Liputan6.com, di Gedung A,RSCM, Selasa (15/3/2016). 

Menurut Sastiono pembuatan lubang pembuangan feses lebih mudah dilakukan pada dinding perut sebab keadaan bayi kembar siam itu menempel di bagian panggul. Tidak akan efisien jika lubang berada pada anus karena luka pascaoperasi membutuhkan waktu yang lama untuk benar-benar pulih dan tak meninggalkan rasa sakit pada kedua anak.

Mengingat keberagaman kasus bayi kembar siam, bayi Dwi dan Tri ini mempunyai kesulitan yang berbeda pula. "Ini bukan bayi pertama yang kami operasi. Umumnya sebagian besar kasus memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dan pada bayi Dwi dan Tri ini cukup tinggi kesulitannya sebab keadaan tulang panggul yang menjadi tulang utama penyangga tubuh harus sempurna pada kedua bayi," ujar Dr. dr. Aryadi Kurniawan, Sp. OT(K) dari Dept. Orthopedi & Traumatologi RSCM.

Aryadi memaparkan bahwa tulang panggul menjadi dasar kemampuan seseorang untuk berjalan, dan tentunya setiap orangtua sangat menginginkan anaknya berjalan.

"Apa pun yang dilakukan ortopedi harus bisa menjawab apa yang menjadi kebutuhan operasi dalam kasus ini tentunya agar kelak kedua bayi ini dapat berjalan dengan normal," papar Aryadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.