Sukses

Terapi Oksigen Hiperbarik Bukan yang Utama untuk Diabetesi

Terapi oksigen hiperbarik dapat digunakan untuk terapi pasien diabetes. Seberapa ampuh manfaatnya?

Liputan6.com, Jakarta Terapi oksigen hiperbarik adalah pengobatan bagi pasien dekompresi dan juga infeksi serius, termasuk luka yang tidak akan sembuh akibat diabetes atau cedera radiasi.

Prof DR dr Sarwono Waspadji, SpPD, KEMD dari Diabetes & Lipid Center Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI mengatakan, boleh dan bisa saja bila orang dengan diabetes atau diabetesi ingin menjalani terapi oksigen hiperbarik. Hanya saja terapi itu bukan yang utama.


"Terapi oksigen hiperbarik ini biasanya diperuntukkan untuk kaki diabetes, bukan diabetes yang biasa," kata dia kepada Health Liputan6.com pada Selasa (15/3/2016)

Menurut Sarwono seharusnya yang dilakukan pasien dengan kondisi kaki diabetes adalah menjalani perawatan luka yang baik, gula harus dikontrol, pembuluh darah juga dalam keadaan baik. "Makanya terapi hiperbarik bisa-bisa saja walau bukan yang utama," ujar dia.

Seperti dikutip dari Mayo Clinic, pasien akan merasakan tekanan udara yang meningkat tiga kali lebih besar dari tekanan udara normal ketika masuk ke dalam ruang terapi oksigen hiperbarik.

Kondisi tersebut membuat paru-paru mengumpulkan lebih banyak oksigen jika dibanding saat pasien menghirup oksigen murni pada tekanan udara yang normal. Lalu darah akan membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Kondisi ini membantu melawan bakteri dan merangsang pelepasan zat yang disebut faktor pertumbuhan dan sel induk yang menjanjikan penyembuhan.

Tak heran bila terapi oksigen hiperbarik dapat digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi medis selain diabetes.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.