Sukses

2 Jenis Kamar untuk Terapi Oksigen Hiperbarik

Bagaimana sebenarnya terapi oksigen hiperbarik?

Liputan6.com, Jakarta Terapi oksigen hiperbarik yang merenggut nyawa empat orang pasien di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo telah lama digunakan sebagai terapi pengobatan berbagai penyakit.

Terapi hiperbarik pertama kali ditemukan seorang pendeta dari Inggris bernama Henshaw. Ia membangun struktur yang disebut domicilium yang digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit klinis dan menolong para penyelam yang mendapatkan masalah akibat kurangnya oksigen akibat sering berada pada kondisi laut yang dalam. 



Terapi dilakukan dengan cara pasien masuk ke dalam sebuah ruangan atau bejana yang berisi oksigen murni. Tekanan udara meningkat tiga kali lebih besar dari tekanan udara normal. Dengan kondisi tersebut paru-paru pasien dapat mengumpulkan lebih banyak oksigen ketimbang saat dia menghirup oksigen murni pada tekanan udara normal.

Pasien yang ingin melakukan terapi oksigen hiperbarik dapat memilih dua jenis kamar yang berbeda, yakni Multiplace dan Monoplace. Keduanya dapat digunakan untuk mengobati cedera pascamenyelam dan pengobatan penyakit klinis.

Berikut penjelasan dua jenis kamar terapi oksigen hiperbarik dikutip dari Emedicine Medscape dan Mayo Clinic pada Selasa (15/3/2016)

1. Multiplace

Sesuai namanya, ruangan berisi oksigen murni dapat dimasuki lebih dari satu orang pasien. Ada yang duduk saling berhadapan dan ada pula yang duduk di masing-masing kursi dengan jarak yang sudah ditentukan.

Pasien di ruang Multiplace bernapas menggunakan 100 persen oksigen melalui masker atau pas kap plastik.

Cylindrical multiplace chamber.

Namun, jika campuran yang berbeda dari gas (nitrogen atau campuran helium) yang diinginkan, campuran dapat diberikan melalui masker (hanya pasien bukan karyawan). Semua peralatan yang digunakan pasien seperti ventilator dan infus dimasukkan ke dalam ruangan bersama pasien.

Semua prosedur harus dipantau dengan benar karena terapi ini memiliki risiko untuk masalah yang sama yang dikembangkan oleh penyelam scuba, misal penyakit dekompresi.

2. Monoplace

Ruangan jenis ini diperuntukkan bagi satu orang pasien saja. Pasien akan berbaring selama menjalani terapi di dalam bejana. Gas yang digunakan untuk menekan bejana 100 persen oksigen.

Beberapa ruang dilengkapi masker yang disediakan untuk memberikan gas pernapasan alternatif seperti udara. Baik terapis maupun alat akan berada di luar bejana. Hanya infus dan saluran ventilasi yang menembus badan bejana.

Monoplace chamber.

Rupanya tak hanya dua ruangan ini saja, masih ada dua jenis ruangan lainnya. Hanya saja ruangan lain tersebut tidak pernah dianggap sebagai terapi oksigen hiperbarik.

Menggunakan terapi di ruangan ini tentunya memiliki keuntungan dan kerugian. Ada pun keuntungannya di antaranya terapis lebih mudah mengawasi pasien, tanpa prosedur dekompresi, baik untuk intensif, dan tanpa masker.

Sedangkan kerugian yang didapat cukup membuat pasien menjadi paranoid. Alat ini mudah terbakar, tidak dapat fisioterapi, dan tidak untuk penyakit dekompresi.

Oksigen topikal atau Topox, diberikan melalui ruang kecil bertekanan oksigen. Bentuknya sederhana, tekanan 2 ATA, dan oksigen langsung ditempatkan di luka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini