Sukses

Manfaat Makanan Pedas untuk Kesehatan

Mereka yang mengonsumsi makanan pedas enam kali seminggu risiko kematiannya menurun hingga 14 persen

Liputan6.com, Jakarta Bagi beberapa orang, makanan pedas sangat dihindari karena bisa menyebabkan mereka mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Tapi sebagian orang lainnya begitu tergila-gila pada makanan pedas. Mereka akan dengan senang hati melahap sajian pedas meski harus bersimbah peluh dan merasa panas di mulut untuk beberapa saat. Adakah manfaat di balik sajian dengan rasa pedas?

Laman Today menyajikan dampak baik dan buruk mengonsumsi makanan pedas. Simak ulasannya di bawah ini. 

Berikut dampak positif makanan pedas.

1. Memperpanjang usia

Sebuah studi di 2015 yang melibatkan setengah orang Tionghoa menemukan, mereka yang mengonsumsi makanan pedas enam kali seminggu risiko kematiannya menurun hingga 14 persen. Studi yang dilakukan selama tujuh tahun ini juga menunjukkan, makan makanan pedas dua hari dalam seminggu menurunkan risiko kematian hingga 10 persen dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi sajian tak pedas.

2. Menurunkan berat badan

Studi menunjukkan cabai bisa membantu mengekang keinginan makan dan mempercepat metabolisme. Dalam studi tahun 2011, peneliti dari Purdue University menemukan orang lebih mudah merasa kengang setelah makan makanan pedas. Studi sebelumnya menunjukkan kecenderungan orang untuk makan lebih sedikit setelah makan sajian dengan banyak cabai.

Asisten profesor dari departemen of psikiatri dan gastroenterologi University od Pittsburgh, Dr Gregory Thorkelson mengatakan mungkin saja ada dampak terhadap metabolisme tubuh dari mengonsumsi makanan pedas.

"Ada sejumlah data yang menunjukkan bahwa capsaicin bisa meningkatkan kemampuan (tubuh) membakar kalori," katanya.

Pakar diet senior yang juga profesor dari Fielding School of Public Health di UCLA, Dana Hunnes juga menambahkan rasa pedas membuat Anda mengunyah makanan lebih lambat. "Bila Anda makan lebih lambat, Anda bisa lebih mudah menangkap sinyal kenyang dari tubuh," jelasnya.

3. Mengurangi sakit

Sejak lama capsaicin telah diketahui mampu melepaskan zat endorfin.

4. Efek anti-inflamasi

Thorkelson menyebut, ada data yang menunjukkan capsaicin mampu membantu mengatasi kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis. Dia mengatakan, penyakit semacam itu jarang dialami penduduk yang tinggal di negara yang makanannya cenderung pedas.

5. Efek antimikroba

Menurut Thorkelson, studi menunjukkan capsaicin memiliki efek antibakteri dan kemungkinan juga sedikit bersifat antifungal. Hunnes memperkuat pendapat itu dengan mengatakan cabai telah digunakan sebagai pengawet makanan di beberapa tempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak negatif

1. Mulut terasa terbakar

Jika cabai yang dikonsumsi sangat pedas maka akan meninggalkan sensasi seperti terbakar di mulut. Tapi tenang saja, efek tersebut hanya sementara. Cara terbaik untuk mengatasi rasa terbakar usai makan makanan pedas adalah dengan mengonsumsi susu. Hunnes menyarankan untuk meminum susu murni, bukan susu rendah lemak karena capsaicin terikat oleh molekul lemak.

2. Capsaicin mengencerkan darah

Hal ini tak menjadi masalah bagi sebagian orang, bahkan mungkin bisa memberi dampak menyehatkan. Tapi bila Anda tengah dalam pengobatan menggunakan warfarin untuk mengatasi kekentalan darah, Thorkelson mengingatkan, capsaicin bisa berdampak membuat darah menjadi terlalu encer.  

3. Memperparah ambeien

Salah satu kekurangan capsaicin adalah tak dapat larut dalam sistem pencernaan. Jadi tubuh akan tetap merasakan panas ketika capsaicin diproses oleh tubuh. Berhati-hatilah makan makanan pedas bagi Anda yang memiliki keluhan ambeien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini