Sukses

Tidak Cuma Atlet, Orang Awam Juga Banyak yang Cari Doping

Minum jamu dan minum kopi berlebihan dengan tujuan tertentu juga dapat disebut sedang mencari doping

Liputan6.com, Jakarta Doping dapat berwujud apa saja. Tidak hanya dalam bentuk kapsul. Kopi dan minuman berenergi juga dapat dikatakan doping bila dikonsumsi dalam jumlah atau takaran yang berlebihan.

"Jika seseorang meminum kopi sembarangan, dalam jumlah banyak, hanya untuk membuatnya melek, itu sudah menjadi doping. Karena sudah melebihi takaran. Begitu juga energy drink," ujar dr Michael Triangto SpKO.

Dengan kata lain, doping itu banyak di masyarakat kita. Baik itu awam maupun kalangan profesional tertentu seperti atlet sekelas Maria Sharapova. Sebagai contoh adalah jamu.

Apabila seseorang rutin mencari jamu untuk meningkatkan stamina, lanjut Michael, itu pun sudah bisa dikatakan orang tersebut sedang mencari doping. "Karena dia rela mencari jamu untuk hal-hal yang sudah niatkan. Sama saja dengan mencari doping untuk diri sendiri," kata Michael kepada Health Liputan6.com pada Selasa (7/3/2016)

Michael yang merupakan Spesialis Kedokteran Olahraga Sport Medicine mengatakan, bukan jamu, pil, suplemen, atau minuman tertentu yang dibutuhkan seseorang untuk meningkatkan kondisi fisiknya. "Cukup dengan latihan teratur tanpa menggunakan obat apa pun," kata Michael menjelaskan.

Pada akhirnya tubuh menjadi sehat dan bugar jika rutin berolahraga. Kecuali, kalau memang benar-benar membutuhkan asupan tersebut.

Ia juga mengingatkan agar lebih berhati-hati memilih jamu yang akan dikonsumsi. Menurut Michael, sedikit sekali jamu yang benar-benar mengandung bahan-bahan alami. Kebanyakan sudah dicampur obat-obat kimia yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang. "Karena atlet saya sempat ada yang memiliki doping berupa jamu ini," kata Michael.

Obat-obatan kimia seperti parasetamol digerus lalu dicampur ke dalam jamu. Terlalu sering mengonsumsinya, secara perlahan tubuh menjadi sakit. "Namanya juga bisnis. Maka itu kalau memang tidak perlu, tidak usahlah," Michael menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini