Sukses

Alasan Pekan Imunisasi Nasional Tak Dilaksanakan di Yogyakarta

Pekan Imunisasi Nasional akan dilaksanakan di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta Imunisasi tambahan yang dikenal dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) akan dilaksanakan pada 8 sampai 15 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selama 7 hari PIN akan berlangsung secara serentak di 32 provinsi (500 kabupaten/kota). Hanya Bali yang meminta untuk diundur di tanggal 15 sampai 22 Maret 2016 karena terbentur perayaan Nyepi.

Masalah logistik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjamin vaksin sampai di masing-masing pos PIN pada H-1. Sebab, segala persiapan baik dari sisi sosialisasi, capacity building, dan persiapan di lapangan sudah disiapkan sejak satu tahun lalu.

"Kita sudah memastikan H-7 atau dari kemarin logistik itu sudah berada di Puskesmas. Karena H-14 sudah kita pastikan ada di provinsi dan kabupaten. Makanya sekarang di Puskesmas. Dan diharapkan H-2 dan H-1 sudah ada di pos-pos PIN," kata Ditjen P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Kementerian Kesehatan RI,Mohamad Subuh,MPPM di kawasanRasunaSaid, Kuningan,Jakarta, Jumat (4/3/2016). 

Jumlah pos PIN juga cukup banyak. Jawa Timur melaporkan ada 56 ribu pos PIN. "Sehingga kalau kita hitung di seluruh Indonesia lebih dari 300 ribu pos PIN," ujar Subuh.

Begitu juga di wilayah yang tergolong sulit, Kemenkes menjamin semuanya termonitor dengan baik. "Kita selalu monitor, baik itu yang kepulauan, perbatasan, dan juga semua daerah-daerah terpencil yang ada," kata Subuh menekankan.

Berdasarkan laporan yang diterima, lanjut Subuh, sudah didistribusikan melalui kabupaten kota. Bahkan di Mentawai yang baru saja mengalami gempa, logistik vaksin dijamin akan sampai di pos PIN.

"Petugas kami yang ada di daerah itu baru saja kembali menaruh vaksin-vaksin yang ada. Kami yakin teman-teman di kabupaten sudah menyiapkan yang terbaik," kata Subuh.

Yogyakarta tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes (oral polio virus)

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tidak dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta karena di sana tidak lagi menggunakan OPV melainkan IPV (inactive polio virus). Sedangkan di 32 provinsi itu masih menerapkan cara yang lama.

Ke depan, seluruh wilayah di Indonesia akan mengikuti jejak DIY dengan memberikan polio lewat suntikan.

"Oral itu 'kan kita memberikan tiga jenis vaksin dan dalam keadaan hidup. Ini yang kita tidak mau memberikan secara oral. Karena mereka akan dikeluarkan melalui tinja sehingga terjadi wild virus atau virus liar," kata Subuh menerangkan.

Oleh karena itu Kemenkes akan menarik pemakaian oral dengan tiga trivalen tersebut yang akan diakhiri pada Pekan Imunisasi Nasional kali ini. "Jadi akan lebih aman dari sisi penyebaran penyakit dan transmisi karena diberikan secara injeksi," kata Subuh.

Dalam kesempatan itu, Guru Besar Ilmu Pediatrik sekaligus Spesialis Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Cissy B Kartasasmita, MD, MSc, PhD, menjelaskan, vaksin oral berisi Polio1, Polio2, dan Polio3 namun yang hidup itu dilemahkan.

"Sedangkan yang IPV itu isinya adalah virus yang sudah tidak aktif lagi, yang dicampur dengan formalin," kata Cissy.

Menurut Cissy, pemberian IPV akan meningkatkan imunitas sama seperti OPV. Tapi pada OPV masih bisa memperbanyak diri di saluran cerna dan di perut karena prosesnya ditelan lewat mulut. Jadi, ketika anak mengeluarkan tinja, virus masih hidup dan masih ada risiko menular.

Tapi sampai sekarang belum ada kasus tertular dari kejadian itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini