Sukses

Menkes Imbau Petugas Haji Siap Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengimbau para petugas kesehatan haji proaktif menghadapi dampak perubahan iklim ketika pelaksanaan ibadah

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengimbau para petugas kesehatan haji proaktif menghadapi dampak perubahan iklim ketika pelaksanaan ibadah haji pada September mendatang.

"Siklus panas di Arab Saudi terjadi pada Mei-Oktober, puncaknya tertinggi Juli-Agustus. Suhu rata-rata 43 derajat Celcius, kelembaban kurang dari 30 persen jauh berbeda dengan Indonesia dan akan berdampak pada kesehatan haji akibat perubahan iklim," kata Menkes melalui siaran pers usai melantik pengurus Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) di Kantor Kemenkes, Jakarta (2/3/2016).

Menkes mengatakan, beberapa faktor alam mungkin akan menjadi kendala dalam menjaga kesehatan jamaah haji Indonesia. Dia menyontohkan, udara panas dan angin kencang akan menyebarkan debu. Sedangkan badai gurun berpotensi menyebabkan kecelakaan dan gangguan pernafasan.

Selain itu, kata dia, insiden penyakit yang bersumber dari binatang dan melalui udara seperti MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) juga tetap menjadi perhatian. Begitu juga dengan potensi serangan panas mendadak (heat stroke) yang menjadi ancaman serius bagi jamaah haji Indonesia beberapa tahun terakhir.

"Dua tahun sebelumnya heat stroke menurun, dan ini memang bukan pekerjaan yang ringan. Kemenkes harus proaktif dan tugas para dokter menyosialisasikan dengan jalan promotif dan preventif," ujarnya. 

Upaya promotif dan preventif dilakukan dengan memetakan jamaah usia lanjut dengan penyakit degeneratif, kurang gizi, dan potensi gangguan jiwa ketika di Arab Saudi. Begitu pula dengan pemakaian obat tertentu oleh jamaah haji yang harus diawasi.

"Tahun lalu sebanyak 60,09 persen jamaah memiliki risiko tinggi. Maka, sejak tahun lalu dimulai dengan pemeriksaan rutin berdasarkan daftar jamaah dari Kementerian Agama,” ujar Menkes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini