Sukses

Nyamuk Pembawa Virus Zika Berasal dari Asia?

Kajian filogenetik menunjukkan nyamuk pembawa virus Zika bukan berasal dari Afrika melainkan Asia.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dari Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia melaporkan, nyamuk pembawa virus Zika bukan dari Afrika melainkan Asia seperti yang pertama kali ditemukan di Uganda. Hal ini tentu mendukung kuat upaya pencegahan virus di Indonesia.

Begitu disampaikan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio di sela-sela acara Diskusi Panel Virus Zika di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Rabu (17/2/2016).

"Kami telah melaporkan secara resmi kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) virusZika ditemukan oleh unitEmerging VirusResearch Unit (EVRU) dan Unit DengueLBME. Kajianfilogenetik menunjukkan,ZIKV tersebut memiliki kedekatan denganZIKV Asia," katanya. 

ZIKV merupakan virus berukuran 10,8 kb dari famili Flaviviridae, satu famili dengan virus dengue, virus yellow fever, Japanese encephalitis, dan West Nile. ZIKV ditularkan oleh gigitan nyamuk dari genus Aedes termasuk Aedesafricanus, Aedesapicoargenteus, Aedesleuteocephalus, Aedesaegypti, Aedesvitattus, Aedesfurcifer, dan Aedesalbopictus.

Menurut Amin, Thailand juga telah melaporkan tujuh infeksi ZIKV pada manusia sejak 2012-2014. Namun ZIKV hanya dapat diisolasi dari salah satu di antaranya, dan juga memiliki kedekatan dengan ZIKV ASIA.

Sekelompok peneliti baru-baru ini berhasil memperlihatkan adanya ZIKV dalam jaringan otak bayi yang mengalami mikrosefali. Hasil analisis filogenetik juga menunjukkan adanya kedekatan kasus dengan ZIKV Asia.

"Virus Zika di Brasil bukan dari Afrika tapi dari Asia. Padahal menurut kaidah epidemologi, penyebarannya dari Afrika Timur, Uganda, Asia dan baru ke Brasil," ujarnya.

Amin menambahkan, walaupun nyamuk penyebar virus Zika ini dianggap sebagai "tersangka", namun perlu diingat kalau jumlah serangga ini bukan hanya satu sehingga perlu penelitian lebih lanjut dan upaya pencegahan agar tidak menggigit manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.