Sukses

Percakapan dengan Kakek yang Sudah Meninggal Puluhan Tahun Lampau

Kenapa seseorang bisa mengalami pertemuan dengan kakeknya

Liputan6.com, Jakarta Malam itu, adikku, anak dari pamanku yang tinggal di Yogyakarta mengungkapkan keinginannya untuk bertemu kakek dan neneknya yang juga kakek dan nenekku. Kakek atau Simbah Kakung sudah meninggal sejak empat puluh tahun lalu, sementara nenek (Simbah Putri) meninggal sekitar dua puluh tahun lalu.

Sebuah teknik yang disebut channeling kucoba padanya. Awalnya kulakukan induksi agar dia merasa rileks sekali dan gelombang otaknya berada dalam kondisi dominan di wilayah theta. Setelah aku memanggil Malaikat Mikael dengan harapan supaya dijaga agar tidak terganggu dari hal-hal buruk, aku mulai meminta adik memanggil kakek dan nenek.

Sebelumnya Malaikat Mikael mengizinkan mereka berdua datang, sementara sebenarnya adikku juga ingin bertemu kakak perempuannya yang sudah meninggal. Hanya saja diberitahu Malaikat Mikael, ini belum saatnya. Tidak tahu 'belum saatnya' itu maksudnya bagaimana.

Yang jelas, aku langsung memanggil kakek dan nenek yang dalam pikiran kami ( saya dan adikku) adalah Simbah Rafael Midiredja.

Adikku yang suaranya agak sukar keluar, tidak jelas seperti orang kelu (ini tanda bahwa dia dalam keadaan trance yang dalam), mulai memanggil Mbah atau Simbah Putri. Kepalanya saat itu menengok ke kiri, sambil bilang,"Ada Mbah Putri. Dia tersenyum."

Lalu, tiba-tiba kepalanya menengok ke kanan. "Aku Mbah Kakungmu." Rupanya kakek sudah merasuki adikku.

Saya sahutin,"Inggih Mbah.Kados pundi kabaripun." (Ya, kek, bagaimana kabarnya)

Beliau pun menjawab,"Aku ndelok kowe seko ndhuwur kene. Aku karo Mbah Putri wis ayem. Matur Nuwun, disembahyangke saben mbengi." (Aku melihat kamu dari atas sini. Aku dan Mbah Putri sudah damai. Terima kasih sudah didoakan setiap malam)

Aku pun bertanya tentang ayahku yang sudah meninggal delapan tahun lalu. Beliau pun menjawab,"Marlan?" (nama panggilan ayahku)

"Ya, Mbah,"jawabku

"Aku wis kepethuk. Dheweke wis mulyo,"kata Simbah (Aku sudah ketemu, dia sudah mulia (bahagia)

Aku pun lalu minta restu sebelum mengakhiri sesi ini, "Nyuwun pangestunipun nggih Mbah." (Minta
doa restunya ya Mbah)

"Yo, aku njagani kowe seko ndhuwur kene, matur nuwun." (Aku menjaga kamu dari atas sini, terima
kasih)

Dan percakapan dengan Mbah Kakung pun usai.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gerbang Persepsi

Gerbang Persepsi

Bila ditanya, bagaimana aku bisa memastikan itu Mbah Kakung dan bukan, hanya satu yang bisa kujawab. Dia tahu aku mendoakannya setiap malam. Selain itu tidak. Namun, bukan itu yang mau saya bahas.

Rupanya fenomena yang mirip ini pernah mengusik hati ilmuwan dari Chicago, Amerika Serikat. Jordan Grafman yang pernah mengalami hal serupa adalah seorang ilmuwan. Orang Amerika menyebut profesi Grafman Cognitive Neuroscientist. Dia juga bahkan Direktur dari Brain Injury Research di Institut Rehabilitasi, di Chicago, Amerika Serikat.

Bagi Grafman, ini merupakan pengalaman mistik. "Sebagai seorang ilmuwan yang menemui pengalaman semacam, saya sebut itu sebagai mistik. Dan saya tertarik untuk mencari tahu apa yang terjadi pada otak manusia."

Keingintahuan Grafman ini terjadi setelah pada suatu pagi saat dia masuk ke sebuah bus, dia melihat ibunya di pinggir jalan dan sesaat kemudian menghilang. "Ibu saya meninggal lima belas tahun lalu."

Saat ini, Grafman dan koleganya mencoba meneliti proses otak saat pengalaman transendental itu terjadi. Dan menurut Grafman, pengalaman mistik ini membuat otak melepas hambatan dan membuka gerbang yang disebut "pintu persepsi."

Selama pengalaman mistik berlangsung, seseorang terhubung dengan kekuatan yang lebih tinggi dan sering digambarkan sebagai pengalaman tersembunyi atau mendapatkan wahyu. Meski banyak kali pengalaman mistik diceritakan dari berbagai belahan bumi, mulai dari pengalaman yang disebut near- death experiences hingga visi-visi eskatologis, pengalaman trance saat meditasi, visi-visi tetaplah
tinggal sebagai sebuah misteri. Semua masih tersimpan tanpa penjelasan para ilmuwan bidang saraf tentang apa yang terjadi pada otak.

Sebuah teori yang disebut 'pull theory' atau teori pull yang diungkapkan periset sekaligus ilmuwan yang meneliti perihal religiusitas asal New Zealand dari Victoria University of Wellington, Joseph Bulbulia menyebutkan, supresi atau tekanaan atas fungsi-fungsi yang menghambat otak terbuka menuju pengalaman mistik. "Ini merupakan topik yang bisa menimbulkan debat dan kami mencoba
menjelaskannya."

Nah, dengan teori inilah Grafman dan koleganya hendak menyuguhkan penjelasan yang bisa menguraikan perihal pengalaman mistik ini.

Dalam penelitian yang mereka lakukan, para ilmuwan ini menganalisa 116 veteran perang Vietnam yang mengalami kerusakan otak dan pengalaman mistik. Ini dibandingkan dengan 32 veteran perang yang tidak mengalami cedera otak atau gangguan neurologis. Semua veteran ini menjalani tes psikologi sebelum dan sesudah konflik yang mereka alami.

"Sering, yang terjadi para veteran itu seolah mendengar suara Tuhan atau mendapatkan visi (penglihatan) dari keluarga yang sudah meninggal. Semua itu merupakan pengalaman mistik yang biasa dialami."ujar Grafman

Para ilmuwan ini menemukan bahwa kerusakan di bagian frontal dan temporal lobes terkait dengan pengalaman mistik yang lebih besar. Riset sebelumnya menemukan bahwa frontal lobes, yang terletak dekat dahi terkait dengan gerakan, pemecahan masalah, memori, bahasa dan penilaian selain fungsi-fungsi lain. Sementara temporal lobes, yang terletak dekat bagian dasar otak terkait dengan rasa
perasaan, bahasa, dan memori.

3 dari 3 halaman

Kunci penghambat

Kunci penghambat

Investigasi lanjutan mengungkap kerusakan terjadi pada area otak secara spesifik yang dikenal dorsolateral prefrontal cortex yang terkait dengan meningkatnya pengalaman mistis. Sementara riset sebelumnya menemukan bahwa wilayah otak ini, yang terletak di frontal lobes merupakan kunci yang menghambat munculnya pengalaman mistik.

"Bagian frontal lobes merupakan wilayah yang mengalami evolusi paling luar biasa di otak manusia dan membantu mengendalikan serta memunculkan perasaan, persepsi yang muncul dari dunia luar yang kita alami,"ujar Grafman.

Saat fungsi-fungsi frontal lobes ditekan, sebuah pintu persepsi bakal dibuka, dan meningkatkan munculnya pengalaman mistik.

Riset sebelumnya tentang apa yang terjadi di otak saat mengalami pengalaman mistik diujikan hanya pada segelintir relawan. Riset ini juga tidak menganalisa partisipan sebelum dan setelah otak mengalami cedera. Temuan baru ini untuk pertama kalinya menganalisa fungsi-fungsi intelektual subjek sebelum dan setelah perang dan untuk menyelidiki hal-hal yang signifikan dari para relawan.

Temuan ini juga menyebutkan bahwa aktivitas dalam temporal lobes dapat meningkatkan munculnya pengalaman mistik. Bagaimanapun juga dorsolateral prefrontal contex muncul dan berperan penting dalam menerjemahkan dan memodifikasi munculnya fenomena ini, jelas para ilmuwan.

Para ilmuwan juga menyebutkan bahwa saat fungsi-fungsi penghambat otak tertekan dan kemudian seseorang masuk dalam pengalaman mistik tanpa penjelasan, bisa jadi otak akan memberi penjelasan supernatural.

"Semakin memahami otak, kita semakin dapat membuat dasar-dasar yang lebih maju lagi dan menerjemahkan temuan ke dalam rancangan klinis,"ujar Grafman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini