Sukses

Belajar Move On: Jangan Langsung Cari Pengganti Saat Batal Nikah

Siapa pun pasti akan terpuruk bila batal menikah.

Liputan6.com, Jakarta Siapa pun pasti akan terpuruk bila batal menikah. Apalagi bila semua persiapan telah dijalani, mulai dari prosesi pacaran yang lama hingga prosesi lamaran yang begitu sakral dihadiri pihak keluarga.

Psikolog Astrid Wen mengatakan, kesedihan setelah batal menikah wajar dialami seseorang. Karena sebenarnya saat mengalami hal itu, semua harapan, mimpi, dan ekspektasi seolah runtuh. Bahkan tak cuma itu, kerugian secara materi, emosional, dan psikologis itu bisa membekas.

"Batal menikah merupakan suatu kehilangan yang memiliki dampak cukup besar walaupun setiap orang memiliki derajat berbeda-beda untuk cepat move on," katanya, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (9/2/2016).

Lantas, bagaimana cara move on dari masalah ini? Menurut Astrid, pertama-tama yang perlu diketahui adalah prinsip move on yang harus maju ke depan. Sebab saat batal menikah, perasaan atau emosi negatif seperti menangis, sedih, kecewa, atau marah bisa muncul.

"Jangan pendam emosi negatif itu. Kalau kita kehilangan itu, semua harus dilalui. Biasanya perasaan ini sifatnya circle, bisa muncul beberapa hari saat teringat kembali pasangan dan segala macam masalahnya. Namun pada orang normal, perlahan emosi akan berangsur berkurang," ujarnya.

Nah, ketika emosi itu mulai pulih, baru Anda bisa berpikir lebih jernih dan menganalisis lebih tenang serta tidak menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi.

"Bahwa semua ini harus terjadi, harus ada penerimaan yang cukup besar terlepas dari banyaknya kerugian yang dialami. Move on bukan berarti lupa, tapi mencoba menerima semua kejadian buruk itu," katanya.

Yang menarik, kata Astrid, para laki-laki mungkin harus belajar dari perempuan. Sebab, mereka cenderung lebih cepat move on daripada laki-laki. "Perempuan itu lebih cepat move on karena sering drama dan gampang mengeluarkan masalah di dalam hatinya. Sedangkan laki-laki kebanyakan memendam dan jarang cerita sehingga mereka sulit move on."

"Untuk bisa move on, kita harus identifikasi emosi, luka yang kita rasakan, dan itu biasanya bisa dilakukan dengan lewat cerita ke keluarga atau teman terdekat. Ketika ada cerita itu, kita akan mendengarkan saran mereka atau klarifikasi kebenaran," katanya.

Dan satu hal lagi, move on batal menikah itu bukan berarti harus dilakukan dengan mencari pasangan lain. "Detoks dulu sampai benar tenang sampai kita sadar pentingnya memperhatikan diri sendiri, menyayangi diri kita sendiri. Jangan buru-buru memikirkan hati orang lain. Sebaliknya, cari waktu untuk diri sendiri, ke teman-teman terdekat dan belajar mencintai diri kita sendiri dengan layak."

"Kalau terburu-buru cari pasangan lagi, takutnya luka yang sama, kejadian yang serupa terulang lagi. Kita harus jadi pribadi yang sehat sebelum mencoba mencintai orang lain atau mencoba pertemanan dengan mantan. Ingat, ada orang lain yang mencintai kita, lho, keluarga, sahabat, teman-teman," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.