Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kehidupan Seksual Manusia Ternyata Berdampak pada Lingkungan

Ketika sedang membuang kondom bekas pakai, ke mana tempat pembuangan akhir kondom itu? Pernah terpikirkah?

Liputan6.com, New York - Pernahkah terpikir dampak pada lingkungan hidup akibat pemakaian dan penggunaan sejumlah alat bantu seks selama ini? Kondom karet? Pelumas? Nah, berikut ini adalah telaah singkat dampak lingkungan sebagaimana dikutip dari mic.com pada Rabu (27/1/2016).

1. Kondom

Pembuangan kondom bekas pakai dapat memiliki dampak buruk pada lingkungan, terutama karena manusia memakainya dalam jumlah banyak.

Pada 2009, penulis Nina Rastogi dari Slate memperkirakan bahwa berat kondom rata-rata adalah 2,8 gram di dalam bungkusnya. Jadi, berat seluruh kondom bekas sebagai sampah adalah sekitar 1.365 ton.

Bukan hanya itu, bahan lateks berasal dari karet alamiah, sehingga secara teori dapat terurai. Namun demikian, kebanyakan kondom lateks dibuat dengan campuran pencegah kebocoran, sehingga lebih susah meluruh.

Kondom berbahan poliuretan juga tidak dapat terurai di lingkungan. Kondom yang paling dapat terurai adalah kondom berbahan kulit kambing, tapi, menurut CDC, kondom jenis itu tidak melindungi dari penyakit seksual menular.

Pernah terpikirkan bagaimana dampak kehidupan seksual kepada lingkungan hidup? (Sumber mic.com)

Untunglah, sejumlah kondom menyediakan produk yang lebih ramah lingkungan dengan sumber yang berkelanjutan dan bahan bebas dari bahan tambahan yang beracun. Perusahaan kondom tertentu juga menggunakan bungkus daur ulang. Tentu bukan kondomnya itu sendiri.

Terakhir, jangan membuang kondom bekas pakai ke dalam jamban karena dapat menyumbat saluran.

2. Pil KB Berbahan Hormon

Kaum wanita yang menggunakan pil KB berbahan hormon juga harus memikirkan dampak buruk pada lingkungan hidup. Pil KB terkait dengan ikan-ikan yang mandul terkait dengan hormon yang terbawa dalam urin.

Ikan yang terdampak dapat menyebabkan dampak buruk pada lingkungan air mereka, tapi, seperti dikatakan dalam Slate, “Yang paling diperlukan adalah pengelolaan limbah yang lebih baik.”

Pernah terpikirkan bagaimana dampak kehidupan seksual kepada lingkungan hidup? (Sumber yalescientific.org)

Untunglah sekarang sudah ada cara KB yang lebih ramah lingkungan dan sebenarnya sudah lama ada, misalnya IUD yang dipasang langsung pada uterus seorang wanita.

Dengan usia pakai hingga 12 tahun, Greenpeace menyebut cara KB ini sebagai yang paling ramah lingkungan karena panjangnya usia pakai dan sangat efektif mencegah kehamilan.

Sejumlah cara KB lain, misalnya diafragma dan sumbat kepala rahim, memang dapat dipakai berulang kali, tapi angka suksesnya lebih rendah.

3. Vibrator

Karena penggetar (vibrator) dan sejumlah mainan seks lainnya dijual sebagai hiburan, maka produk-produk itu tidak diatur oleh pengawas obat dan makanan, FDA. Jadi, bisa saja ada bahan berbahaya yang buruk bagi pemakai dan bagi lingkungan.

Pada 2006, Greenpeace mengeluarkan pernyataan tentang bahayanya mainan seks pada lingkungan setelah menugaskan suatu organisasi penelitian menguji 8 jenis mainan seks yang berbeda—termasuk dildo dan vibrator—untuk mencari bahan phthalate.

Zat itu adalah bahan kimia yang ditambahkan pada plastik untuk membuatnya lebih tahan lama namun diketahui menyebabkan masalah reproduksi dalam percobaan di laboratorium.

Pernah terpikirkan bagaimana dampak kehidupan seksual kepada lingkungan hidup? (Sumber Huffington Post)

Mengerikan, sebanyak 7 di antara 8 benda itu memiliki kandungan phtlatate antara 24% dan 51%.

Bunyi pernyataan dalam laporan itu, “Ingatlah, phthalate ini adalah zat kimia yang tidak mudah terurai dan dapat berbahaya—bahkan dalam jumlah yang sedikit.”

Menanggapi ini, sekarang sudah ada sejumlah penjual yang menyediakan produk yang lebih ramah lingkungan.

4. Pelumas

Menurut laporan Mic, menghadapi pandangan sebelah mata, pelumas adalah sesuatu yang hakiki untuk kenikmatan seksual.

Merujuk kepada Forbes, bagi mereka yang tertarik untuk menolong lingkungan hidup dan menyelamatkan hewan-hewan, mungkin menarik untuk diketahui bahwa sejumlah merek utama menguji produk mereka pada hewan.  

Pernah terpikirkan bagaimana dampak kehidupan seksual kepada lingkungan hidup? (Sumber Wikipedia)

Menurut pembela hak-hak satwa PETA, ada 219 hewan yang dibunuh setiap menit dalam suatu laboratorium di AS. Untunglah, sekarang ada pelumas organik yang ramah lingkungan dan tidak diujikan pada hewan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.