Sukses

RSCM Lakukan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Panggul Dempet

Bayi kembar siam D dan T lahir melalui operasi caesar pada 7 Mei 2015 dengan berat lahir 4,8 kilogram.

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo baru saja melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam D dan T dengan kelainan Conjoined Twins Inschiopagus Quadripus atau dempet pada bagian perut dan panggul.

"Alhamdulilah, operasi dilakukan kemarin pukul 07:00 malam hingga 02:00 dini hari. Pemisahan dilakukan pukul 20:40 WIB," kata Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Ratna Dek Restari di RSCM Kiara, Rabu (27/1/2016)

D dan T lahir melalui operasi caesar pada 7 Mei 2015 dengan berat lahir 4,8 kilogram. Karena terlahir dempet, rumah sakit tempat mereka dilahirkan, RSUD Kuningan merujuk kedua bayi perempuan pasangan Yana (32) dan Purwanah (29) ke RSCM pada hari yang sama. Terhitung, D dan T sudah dirawat di RSCM selama delapan bulan.

Dari hasil pemeriksaan CT-scan diketahui terjadi penyatuan pada usus besar dan kandung kemih. Juga organ bagian dalam seperti hati, kandung empedu, limpa, ginjal, dan usus halus masing-masing bayi terpisah.

"Usia bayi dua bulan, kita buatkan lubang anus agar bisa buang air besar. Usia enam bulan, bayi melakukan pengobatan rawat jalan guna mempersiapkan operasi dan dirawat di ruang bedah anak," kata Dr dr Aryoni Hendarto SpA(K). Baru setelah menjalani sejumlah perawatan, bayi D dan T menjalani operasi pemisahan pada Selasa (26/1/2016)

Menurutnya, selain usus besar dan kandung kemih yang menyatu, saluran reproduksi, sera saluran pengeluaran bermuara pada satu lubang bernama Kloaka. "Butuh waktu lama dan komprehensif," kata Aryoni yang juga menjelaskan, umumnya bayi kembar siam bukanlah kelainan yang sederhana. Butuh multidisiplin dan waktu yang lama.

Tak tanggung-tanggung, RSCM menurunkan 50 tenaga ahli, belum termasuk perawat untuk merawat bayi D dan T sampai operasi. "Dilakukan oleh tim bedah ortopedi, dilanjutkan tim bedah anak, tim bedah urologi, dan bedah plastik," kata Aryoni.

Belum lagi tim dari radiologi, rehabilitasi medik, patologiKlinik, pasikaitri, ahli gizi, dan ahli farmasia.

Operasi berlangsung selama 16 jam dengan empat tahapan operasi. Tahap pertama, melepas tulang panggul yang menyatu oleh tim Orthopedi. Tahap kedua, dilakukan tim bedah anak untuk memisahkan usus besar yag menyatu, dan pembuatan lubang pembuangan yang baru pada dinding perut pada masing-masing bayi. Lanjut, ahap ketiga memisahkan kadung kemih dan pembuaan lubang kencing pada dinding perut oleh tim urologi. Barulah yang terakhir, penutupan lapisan kulit oleh tim bedah plastik.

Menurut Aryoni Hendarto, kedua pasien kini dirawat di ruang rawat intensif anak dengan keadaan keduanya stabil. "Dirawat di departemen kesehatan anak. Lazimnya bayi pasca operasi, masih dalam taraf pemulihan baik untuk sistem pernapasan menggunakan ventilator, sistem peredaran darah, dan metabolisme. Kita juga memantau terus luka operasi dan segala kemungkinan pasca operasi," kata Aryoni.

Ada pun tujuan perawatan ini untuk mengoptimalkan kondisi pasca operasi, agar bayi D dan T dapat pulih sesuai harapan.Selanjutkan, mereka sedang mempersiapkan operasi lanjut. Ini perlu dilakukan untuk merekonstruksi anus, lubang kencing, dan vagina.

Kedua orangtua bayi D dan T merasa bersyukur, peserta JKN Kesehatan seperti mereka ditangani langsung oleh dokter-dokter berpengalaman di RSCM.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini