Sukses

Anak dari Keluarga Besar Lebih Berisiko Berperilaku Buruk

Jika Anda sedang berencana menambah anak, ada baiknya Anda memikirkannya lagi.

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda sedang berencana menambah anak, ada baiknya Anda memikirkannya lagi. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa anak yang tumbuh dalam keluarga yang lebih besar mempunyai resiko lebih besar gagal dalam pencapaian kognitif dan mempunyai masalah perilaku dan masalah lainnya, seperti dilansir dari Times Of India, Kamis (14/1/2016).

"Penambahan anggota keluarga mengurangi pemberian perhatian orang tua, dan juga mengurangi kemampuan masa kanak-kanak dalam tes kognitif dan tindakan perilaku sosial,” menurut studi tersebut.

"Yang terpenting, kami menenemukan bahwa efek negatii ini bukan sebuah gangguan sementara akibat kelahiran dari anggota baru namun ternyata bertahan selama masa kanak-kanak.”, tulis para peneliti.

"Banyak hal yang terjadi pada masa kecil mempunyai pengaruh yang bertahan cukup lama,” ujar salah satu peneliti Chinhui Juhn, seorang professor dari University of Houston di Amerika Serikat.

"Dalam banyak hal, ini menjadi lebih berpengaruh daripada banyak hal yang terjadi setelahnya dalam hidup si anak,” menurut catatan Juhn.

Studi tersebut menggunakan seperangkat data yang melacak hasil sepanjang masa kanak-kanak dan membandingkan hasilnya dengan anak usia lebih tua pada sebelum dan sesudah kelahiran adik kecilnya.

Mereka menemukan bahwa tambahan anak mengurangi “investasi perhatian orang tua”, sebuah kategori yang didefinisikan pengasuhan meliputi menghabiskan waktu dengan anak, kasih sayang, keselamatan dilingkungan rumah, dan sumber daya-uang, buku, dan barang lainnya.

"Jika Anda berada didalam keluarga yang berkecukupan, beberapa dari hal ini tidak akan terjadi,” ujar Juhn.

"Ketika hadir anak kedua, akan berkurang perhatian dan waktu bagi anak pertama Anda. Namun dalam kondisi dengan sumber daya yang cukup, hal tersebut tidak begitu berpengaruh,” jelas Juhn.

Studi ini dimunculkan dalam makalah dari organisasi penelitian bernama National Bureau of Economic Research.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.