Sukses

Kenali 7 Penyakit yang Berpotensi Wabah di Sekitar Kita

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar tujuh penyakit yang mungkin dapat menyebabkan wabah besar

Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar tujuh penyakit yang mungkin dapat menyebabkan wabah besar, dan belum ada obat atau program penanganan yang benar-benar ampuh hingga saat ini.

Menurut Regional Coordinator di WHO South East Asia Regional Office, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, daftar penyakit ini akan di evaluasi dari waktu ke waktu dan mungkin saja berubah tergantung situasi yang ada. Berikut ketujuh penyakit tersebut:

1. Crimean Congo Hemorrhagic Fever (CCHF)

Penyakit akibat kutu yang disebut 'tick' ini pertama kali ditemukan di daerah Crimea pada 1944, dan menyebar luas di Kongo pada 1969. Sekarang penyakit ini dilaporkan dari berbagai Negara, termasuk Asia. Kadang-kadang penyakit ini di salah nama kan dan sebut sebagai 'Asian Ebola virus' karena gejala yang hampir mirip, seperti pembesaran hati, demam, nyeri otot dan muntah. 

Sejauh ini, angka kematiannya mencapai 40 persen, dan belum ada vaksin yang tersedia.

2. Ebola Virus Disease (EVD)

Ebola virus disease atau Ebola hemorrhagic fever cukup menghebohkan dunia sehubungan dengan wabah di Afrika Barat belum lama ini. Angka kematian mencapai 90 persen, walaupun rata-rata 50 persen. Para peneliti menduga, virus bermula dari hewan (zoonosis) dan lalu berkembang menukar antar manusia.

Saat ini belum ada obat untuk membunuh virus ebola. Vaksinnya juga belum tersedia luas, walaupun sudah ada beberapa penelitian yang cukup menjanjikan sekarang ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lassa Fever hingga MERS

3. Marburg Hemorrhagic Fever

Pada 1967 ada penyakit misterius yang muncul di Eropa dan mengenai petugas laboratorium yang menangani monyet dari Uganda. Belakangan, peneliti menemukan penyebab virus Marburg virus yaitu filovirus, satu
kelompok dengan virus penyebab Ebola.

4. Lassa Fever

Penyakit ini awalnya ditemukan di Afrika barat dan terjadi pada orang yang kontak dengan kotoran binatang atau dengan cairan tubuh orang yang terkena penyakit ini.Menurut Tjandra, hanya sekitar 20 persen pasien Lassa yang menunjukkan gejala. Selebihnya, penyakit ini sulit terdeteksi.

Gejala yang muncul juga sangat umum seperti demam walaupun ada yang mengalami komplikasi seperti gangguan pendengaran sampai tuli.

Sedangkan gejala berat seperti perdarahan, radang otak atau ensefalitis dan shock. Pengobatan yang mungkin diberikan adalah obat antivirus ribavirin yang efektif pada sebagian kasus. Vaksin belum tersedia.

5. MERS dan SARS Coronavirus Diseases

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah dua penyakit yang cukup banyak jadi perhatian masyarakat. Keduanya disebabkan oleh kelompok coronavirus dan menimbulkan penyakit pada saluran napas.

Ada dugaan, MERS ditularkan dari unta dan SARS ditularkan dari sejenis musang, tapi kedua penyakit ini kemudian dilaporkan menular dari pasien ke orang sehat disekitarnya, antara lain melalui batuk dan bersin.

Sejauh ini belum ada obat antiviral yang benar-benar ampuh untuk membunuh virus korona penyebab penyakit ini, dan vaksin juga masih dalam penelitian, belum ada hasil yang sepenuhnya pasti.

6. Nipah Virus Infection

Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada peternak babi di Malaysia, pada 1998. Untuk menanggulangi wabah ketika itu maka pemerintah Malaysia membunuh lebih dari sejuta ekor babi. Belakang penyakit ini juga ditemukan Negara lain seperti di Bangladesh dan India.

Penyakit akibat Nipah virus ini menyebabkan peradangan otak, kejang dan bahkan perubahan kepribadian. Belum ada vaksin untuk pencegahan penyakit ini.

7. Rift Valley Fever

Rift Valley fever berawal pada peternak domba di Kenya pada 1931, dan sejak itu berkali-kali menjadi wabah di benua Afrika. Penularan terjadi dengan menyentuh jaringan binatang yang sakit, minum susu yang terinfeksi dan atau tergigit nyamuk yang terinfeksi. Sejauh ini tidak ada penularan dari manusia ke manusia.

Gejalanya menyerupai meningitis dan terkadang sulit dideteksi pada fase awal. Sebagian besar pasien hanya
menunjukkan gejala ringan, tapi sekitar 8% ternyata mengalami gangguan penglihatan, radangf otak dan dapat menimbulkan kematian. Belum ada vaksin untuk penyakit ini.

3 dari 3 halaman

Kategori lain

Kategori lain

Selain tujuh penyakit di atas, para pakar WHO membuat dua kategori yang lain. Kategori pertama dikelompokkan serius, dan perlu penelitian dan pengembangan segera, seperti:

1) Chikungunya

Penyakit ini juga ditemukan di Asia, dan sebagian juga ada laporan dari Indonesia.

2) Severe fever with thrombocytopaenia syndrome

Penyakit ini memiliki potensi epidemi, seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis, Malaria, Avian influenza (Flu Burung) dan Dengue. Kategori ini tidak dimasukkan dalam daftar penyakit berbahaya di atas karena sejauh ini sudah cukup banyak penelitian yang dilakukan (obat, vaksin, dll.), dan program penanggulangannya juga sudah relatif tertata jelas.

3) Zika

Virus ini dapat menyebabkan infeksi pada manusia dengan ditularkan melalui nyamuk dari genus Aedes. Virus Zika tidak menyebabkan kelainan berat seperti demam berdarah, meski Zika merupakan flavivirus yang berhubungan dengan demam kuning, demam berdarah, West Nile dan virus ensefalitis Jepang. Meski begitu, tetap saja semua virus harus diwaspadai.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.