Sukses

Ayo 'Menonton' Jantung Berdegup

Dengan resolusinya yang sangat tinggi, alat itu bisa juga dipakai pada otak untuk pemantauan pergerakan darah dan cairan lain dalam otak.

Liputan6.com, Chicago - Selama ini, untuk memeriksa kerusakan yang terjadi setelah seranga njantung, melakukan diagnosa tumor, atau melakukan pemetaan cacat bawaan pada jantung, para dokter seringkali harus memerintahkan pemindaian MRI pada jantung.

Namun demikian, seperti dikutip dari Popular Science pada Rabu (16/12/2015), sang pasien harus berdiam diri ketika berada di dalam tabung pemindaian selama 1 jam atau lebih. Pasien juga kerap harus menahan nafas begitu lamanya.

Dengan segala kerepotan itu, ternyata gambar yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena jantungnya tetap berdegup. Sebuah terobosan baru diberikan oleh perangkat lunak (software) ViosWorks yang memungkinkan perbaikan pembacaan MRI yang ada sekarang.

VisoWorks menggunakan peralatan MRI yang sudah ada sekarang untuk menciptakan visualisasi jantung berdegup pada resolusi gambar yang lebih tinggai dengan dimensi yang lebih banyak. Menurut GE Healthcare, pengembang perangkat itu, semua tugas tersebut dilakukan hanya dalam 10 hingga 15 menit. ViosWorks sempat dipamerkan dalam ajang pertemuan tahunan Radiological Society of North America sekitar sepekan lalu.

Gambar-gambar MRI pada dasarnya merupakan kompulasi statis dari sejumlah “irisan”, sedangkan gambar-gambar ViosWorks menunjukkan bagaimana aliran darah secara aktif bergerak melalui jaringan-jaringan jantung—jadi terasa seperti sebuah video.

Perangkat lunak tersebut melakukannya dengan mengukur 7 dimensi jantung, yaitu 3 dimensi ruang, 1 dimensi perjalanan waktu, dan 3 pengukuran kecepatan dan arah. Hasilnya adalah visualisasi yang memungkinkan para dokter melihar jantung berdegup dari sudut pandang manapun yang diinginkan.

Dengan demikian, hal itu sangat membantu mereka untuk melakukan diagnosa secara cepat terkait keadaan khusus sang pasien dan kemudian memilih perawatan pertama yang tepat.

Untuk diketahui, perusahaan General Electric (GE) telah berkecimpung memperbaiki mesi-mesin MRI selama bertahun-tahun. Pada 2013, perusahaan itu menciptakan pemindai yang senyap.

Sayangnya, teknologi ini belum ada di pasar komersial. Namun demikian, dengan resolusinya yang sangat tinggi, alat itu bisa dipakai pada otak untuk pemantauan pergerakan darah dan cairan lain atau untuk mendeteksi daerah bermasalah semisal tumor atau gegar otak.

Untuk organ-organ tubuh lainnya yang tidak bergerak, mesin MRI yang ada sekarang ini akan tetap dipakai.

Contoh pemindaian MRI pada otak. (Sumber Gizmodo)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.