Menkes Nila Moeloek: RSCM Bukan Puskesmas Raksasa

Belum Ada TPS Keliling, Pasien RSCM Bingung Coblos di Mana — Sejumlah pasien rawat inap dan keluarga pasien RSCM mengaku bingung dengan alur pemungutan suara. Apalagi belum ada TPS keliling.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moeloek sangat senang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkomitmen terus menambah rumah sakit umum daerah di Jakarta. Hal ini tentu akan mendukung lebih banyaknya rumah sakit yang menjadi rujukan.

Nila menilai, saat ini dari seluruh provinsi di Indonesia selalu merujuk ke Rumah Sakit Cipto Mengunkusumo (RSCM). Banyaknya rujukan itu membuat RSCM penuh dan tak tertangani.

"RSCM bukan puskesmas raksasa," tegas Nila saat peresmian RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2015).

Nila mengungkapkan, penyebab utama penuhnya RSCM karena tidak ada lagi rumah sakit yang memiliki alat lengkap atau yang dibutuhkan oleh pasien. Dengan adanya RSUD seperti Pasar Minggu, Tarakan, dan Koja, beban RSCM bisa berkurang.

"Rujukan ke RSCM itu hanya untuk pasien yang betul-betul sudah komplikasi. Di sana hanya untuk yang membutuhkan penanganan khusus," jelas dia.

"Apalagi, puskesmas saya dengar sangat diminati warga, petugas puskesmas juga diberi insentif sangat besar. Kita harus bekerja buat masyarakat. Begitu sehat generasi berkualitas negara kuat," tutup Ahok.

RSUD Pasar Minggu dibangun berdasar Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 42 tahun 2012. Peletakan batu pertama dilakukan pada 2 April 2014 oleh Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Rumah sakit ini memiliki total 423 SDM yang terdiri atas 19 dokter spesialis, 31 dokter umum, 3 dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainnya.

RSUD Pasar Minggu juga memiliki keunggulan dalam melayani poli anak, tumbuh kembang, geriatrik, dan radioterapi dengan kapasitas 468 tempat tidur. Dengan ini, diharapkan RSUD Pasar Minggu menjadi rujukan tipe B untuk wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya.