Sukses

Brokoli Bisa Cegah dan Sembuhkan Kanker

Studi mengatakan bahwa brokoli memiliki kemampuan tangkal kanker.

Liputan6.com, Jakarta Studi demi studi memperlihatkan bahwa sayur silangan, terutama brokoli, mempunyai kemampuan menangkal kanker dalam satu dan lain cara. Salah satu studi terbaru menemukan enzim yang spesifik ditemukan pada sayur silangan bisa mencegah kanker tertentu untuk tumbuh kembali, dengan membunuh stem sel kanker tersebut. Studi lain menunjukkan ekstrak kecambah brokoli mengurangi resiko kanker mulut pada tikus yang pernah terkena penyakit tersebut

Sekarang, studi terbaru dari Texas A&M Health Science Center beralih kepada senyawa yang lebih spesifik pada brokoli dan sayur silangan lainnya yang dikenal sebagai ‘sulforaphane’, dan diketahui bukan hanya mampu mencegah kanker, namun juga bisa digunakan untuk membantu mengobati kanker.

Pada studi tersebut, yang dipublikasikan dalm jurnal Clinical Epigenetics, para peneliti menggunakan ekstrak kecambah brokoli (broccoli sprout extract-BSE), sebuah suplemen yang mengandung sulforaphane. Pengujian dilakukan untuk mencari tahu apakah BSE mampu mencegah atau bahkan mengobati kanker usus besar, dan temuan mereka bahwa itu berhasil, seperti dilansir dari laman Medical Daily, Kamis 3/12/2015.

Para peneliti mengumpulkan 28 partisipan berumur 50 tahun keatas yang sedang dalam perawatan berjalan kolonoskopi. Mereka diminta untuk melengkapi sebuah survey mengenai kebiasaan mengkonsumsi sayur dan kemudian diukur level p16 mereka, yaitu sebuah gen penekan tumor di usus besar mereka.

Orang yang mengkonsumsi sayur silangan lebih banyak mempunyai kadar p16 yang lebih tinggi pada usus besar mereka, dan tingkatan itu tetap tinggi bahkan jika mereka tidak memakan sayuran setiap hari. Para peneliti percaya hal ini terjadi karena sulforaphane memicu tubuh untuk merubah gen agar bisa mencegah pertumbuhan tumor lebih baik.

“Petunjuk ini berada pada kemungkinan bahwa mekanisme epigenetik awalnya dipicu oleh sulforaphane dan seluruh metabolismenya, dan mekanisme hilir bisa dipertahankan, paling tidak dalam jangka waktu sementara, bahkan setelah senyawa tersebut menghilang dari tubuh,” ujar para peneliti.

Banyaknya suplemen BSE yang bisa didapatkan dipasaran, para peneliti mengatakan bahwa mereka tidak sepenuhnya yakin suplemen-suplemen tersebut aman atau bekerja dengan efektif. Jenis yang mereka gunakan ternyata memang bekerja dengan baik, namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk hasil yang lebih meyakinkan.

“Kami tidak menemukan kejadian buruk yang serius pada relawan kesehatan ini yang mengkonsumsi pil BSE selama tujuh hari,” ujar Praveen Rejandran, sorang penggagas studi ini, dalam sebuah siaran pers. “Kami menggunakan ekstrak brokoli yang sudah distandardisasi dalam studi kami yang disediakan oleh Universitas John Hopkins.

Suplemen BSI ini sedang dievaluasi dalam beberapa uji klinis di seluruh negeri, namun kami belum yakin bahwa suplemen lain yang serupa yang bisa didapatkan secara bebas mempunyai kadar kandungan aktif yang sama, termasuk sulforaphane.”

Para peneliti juga mencatat bahwa ada kemungkinan resiko-resiko karena penggunaan BSE dalam jangka panjang. Sulforaphane mengenalkan sebuah protein bernama Nrf2, yang mampu melawan kanker, namun nantinya hal itu juga bisa menjadi kontribusi pembentukan plak pada pembuluh arteri. Hasilnya, para peneliti memperingati orang-orang untuk berkonsultasi dahulu kepada dokter sebelum mulai mengkonsumsi suplemen.

"Kami belum sepenuhnya yakin untuk merekomendasikan orang-orang untuk mengkonsumsi suplemen BSE, tapi tidak ada salahnya mengulangi apa yang dikatakan para ahli nutrisi selama ini: makan sayuran Anda,” ujar Rajendran dalam siaran pers tersebut. (Melodia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.