Sukses

Kecerdasan Anak Bisa Diprediksi Pakai Kismis?

Sebuah studi terbaru dari University of Warwick, Inggris menemukan cara sederhana untuk memprediksi prestasi anak.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru dari University of Warwick, Inggris menemukan cara sederhana untuk memprediksi prestasi anak. Ternyata, prestasi akademik si kecil bisa diprediksi dengan kismis dan gelas plastik.

Penulis senior dalam penelitian tersebut, Prof. Dieter Wolke bersama rekan-rekannya dari Departemen Psikologi di Sekolah Kesehatan Warwick mempublikasikan temuan mereka dalam The Journal of Pediatrics.

Mereka melakukan tes yang mengukur berapa lama seorang anak berusia 20 bulan dapat menahan diri saat disodorkan kismis yang ditempatkan di dalam cangkir buram di depan mereka. Lewat tes ini peneliti bisa secara akurat memprediksi perhatian balita  pada sesuatu dan kemampuan belajar pada usia 8 tahun .

Dikutip dari medicalnewstoday.com pada Selasa (24/11/2015) lalu, Wolke dan kawan-kawan menganalisis data 558 anak-anak yang jadi bagian dari Bavarian Longitudinal Study, penelitian yang dimulai di Jerman pada tahun 1985.

Kemampuan kontrol diri anak yang lahir antara 25-41 minggu kehamilan, dan setelah mencapai usia 20 bulan, dinilai dengan tes pengamatan perilaku yang dikenal sebagai permainan kismis atau raisin game. Dalam tes ini, kismis ditempatkan di depan setiap anak, ditutupi oleh gelas plastik buram. Setelah melalui latihan tiga tes, balita ini diminta untuk menahan diri untuk menyentuh dan makan kismis selama 60 detik.

Dari permainan di atas, 37 persen tidak bisa menunggu sampai 10 detik untuk menyentuh kismis. Sementara 39 persen lainnya bisa bertahan dari 11-59 detik dan 24 persen sisanya mampu menunggu selama 60 detik.

Tim peneliti menemukan kalau anak-anak yang lahir prematur dan yang sebelumnya tak bisa menahan diri saat bermain dengan kismis, kemungkinan punya kemampuan untuk memperhatikan sesuatu lebih rendah. Selain itu, mereka prestasinya bakal lebih rendah pada saat usianya menginjak 8 tahun.

Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa anak-anak prematur lebih mungkin memiliki perhatian dan kesulitan belajar di kemudian hari, dan Wolke mengatakan temuan terbaru tersebut dapat dimediasi oleh kemampuan kontrol penghambatan secara dini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini