Sukses

Kasus Penderita Penyakit Kelamin di Negeri Ini Makin Meningkat

Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan fakta yang mengejutkan tentang kenaikan kasus penyakit infeksi klamidia di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan fakta yang mengejutkan tentang kenaikan kasus penyakit infeksi klamidia di Amerika Serikat. Padahal, penyakit menular seksual (PMS) tersebut pernah menunjukkan penurunan kasus pada 2013.

Meski infeksi gonore, sifilis dan klamidia telah merajalela di tengah masyarakat AS, tapi tahun lalu jumlah kasus klamidia yang dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) adalah 456 kasus dari 100.000 kasus PMS. Inilah kasus tertinggi yang pernah ada karena sejak 2013 silam, kasusnya naik 3 persen.

 


Dikutip dari laman Health Aim, pada Selasa (24/11/2015), laporan yang sama juga mengungkapkan tentang Montgomery di Alabama, sebagai kota dengan kasus penyakit seksual tertinggi. Meskipun kota ini mungkin lebih kecil dari banyak kota di AS, Montgomery telah menerima status ini dengan peringkat tertinggi dalam jumlah kasus yang dilaporkan.

"Epidemi PMS yang memburuk di Amerika seperti panggilan yang jelas agar kita bisa mendiagnosis, mengobati, dan melakukan pencegahan dengan lebih baik," tutur Dr. Jonathan Mermin dari CDC.

Peningkatan jumlah kasus penyakit menular seksual telah terjadi pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun. Pada rentang usia tersebut penyakit gonore dan klamidia menjadi yang paling umum.

Kedua infeksi tersebut diketahui bisa menyebabkan kemandulan pada wanita jika tidak diobati tepat pada waktunya. Tantangan dalam mengobati infeksi alat kelamin ini adalah gejala infeksi yang hampir tak terlihat. Maka, bagi wanita di bawah 25 tahun, dianjurkan untuk melakukan pemindaian atau screening secara rutin.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang biasanya ditularkan melalui kontak dengan mulut, vagina, penis atau anus sewaktu aktifitas seksual. Klamidia tidak hanya menginfeksi alat kelamin, tapi bisa juga menjangkiti mata dan menyebabkan terjadinya peradangan selamput mata (konjungtivitis) jika cairan vagina atau sperma yang terinfeksi terkena mata.
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini