Sukses

Cara Unik 5 Negara Perbanyak Angka Kelahiran

Sebagian negara mungkin sedang sibuk mempersiapkan bonus demografi. Tapi di lain pihak, ada negara-negara yang justru kekurangan penduduk.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian negara seperti Indonesia mungkin sedang sibuk mempersiapkan bonus demografi. Namun di lain pihak, ada negara-negara yang justru kekurangan populasi.

Yang menarik, pemerintah setempat menawarkan sejumlah cara agar rakyatnya mau membangun keluarga. Mulai dari mengampanyekan kota romantis hingga menghadiahi kulkas atau menaikkan pajak.

Berikut kami himpun cara unik 5 negara dalam memperbanyak kelahiran, seperti dikutip dari laman Mentalfloss, Jumat (20/11/2015):

1. Singapura

Negara tetangga Indonesia ini bisa dibilang sedang sibuk menggencarkan kampanye memiliki anak. Negara yang berseberangan dengan Batam ini hanya memiliki penduduk sekitar 5,399 juta jiwa.

Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk memberikan hadiah dan keuntungan bagi setiap bayi yang lahir serta orangtuanya.

Untuk program skema bonus bayi ini, pemerintah Singapura menghabiskan anggaran sekitar US$ 13 miliar per tahun untuk meyakinkan warganya yang sibuk bekerja agar memiliki anak. Mereka juga menawarkan setiap orangtua dana sebesar US$ 15 ribu untuk anak, insentif pajak, dan perpanjangan cuti hamil.

2. Korea Selatan

Seperti halnya di Singapura, Korea Selatan sedang mengejar ketertinggalan dalam hal populasi. Kesalahan program pemerintah sebelumnya membuat perekonomian Korea yang mulai berkembang saat ini mengalami krisis.

Banyak pasangan di Korea khawatir tingginya perawatan anak dan biaya pendidikan yang mahal bila memiliki anak. Untuk itu pemerintah menjanjikan mengurangi separuh biaya kuliah dan melemahkan persepsi bahwa gelar sarjana diperlukan untuk sukses.

Itu belum seberapa, pemerintah Korea Selatan memiliki langkah kreatif lainnya. Selain hadiah uang tunai dan insentif bagi mereka yang memiliki lebih dari satu anak, pada 2010 pemerintah Korea Selatan membuat kebijakan untuk mematikan lampu di kantornya pada pukul 7 malam setiap Rabu ketiga setiap bulannya. Mereka menyebutnya Family Day.

Di hari tersebut, masyarakat diminta untuk berkumpul dengan keluarga. Sanksi pun bisa didapat apabila ada karyawan yang lembur. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia, Jepang, Rumania

3. Rusia

Populasi Rusia menyusut sejak 1990-an karena kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi. Jadi pada 2007 pemerintah mencanangkan Conception Day setiap 12 September.

Langkah ini diharapkan dapat memberi waktu bagi karyawan untuk libur dari pekerjaan dan menghasilkan bayi. Tak hanya itu, bagi wanita yang beruntung melahirkan pada Hari Nasional Rusia, 12 Juni, akan mendapatkan lemari es, uang, bahkan mobil.

Perdana Menteri Vladimir Putin juga berjanji untuk menghabiskan 33 miliar poundsterling untuk meningkatkan populasi Rusia hingga 30 persen dalam 5 tahun.

4. Jepang

Dalam seribu tahun, Jepang juga mengalami krisis kelahiran. Populasi lansia juga diprediksi akan menutupi jumlah anak muda di sana. Pada 2010, meski banyak kritik, pemerintah mendukung penciptaan bayi robot (Yotaro) oleh mahasiswa di University of Tsukuba.

Meski tidak terlihat seperti bayi sungguhan, dia bisa menangis, bersin, tertawa dan mengenali orangtua yang mengadopsinya. Diharapkan dengan adanya Yotaro, pasangan dapat mempertimbangkan kembali untuk memiliki anak biologis.

5. Rumania

Mulai 1966, pemerintah mengambil beberapa langkah drastis dan mengerikan dalam meningkatkan populasi. Bagi pasangan yang tidak memiliki anak akan dikenai pajak tinggi. Tak hanya itu, bagi pria dan wanita di atas 25 tahun yang belum menikah harus membayar pajak lebih sebesar 20 persen dari penghasilan mereka.

Selain itu, proses perceraian juga sangat sulit. Pada 1967 tercatat hanya 28 pasangan yang diizinkan. Polisi selalu berjaga di rumah sakit untuk memastikan tidak ada aborsi ilegal dan hukum pengendalian kelahiran dihentikan.

Kebijakan ini agak ekstrem, tapi cukup berhasil. Pada 1966 ada 273.687 kelahiran dan pada 1967 ada 527.764 kelahiran. Pada 1980-an rezim Nicolae Ceausescu melakukan tindakan yang lebih kejam untuk meningkatkan kelahiran.

Setiap wanita yang tidak memiliki anak akan diinterogasi mengenai kehidupan seks mereka dan mereka wajib melakukan pemeriksaan kehamilan. Seorang wanita juga diwajibkan memiliki lima anak, padahal di saat yang sama krisis moneter membuat mereka sulit membeli susu. 

Cukup kejam. Namun kampanye ini berakhir sejak penggulingan rezim Ceausescu dalam revolusi berdarah pada 1989.**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.