Sukses

Risiko Schizophrenia Dimulai Sejak Dini

Studi mengungkapkan fungsi kritis sebuah gen ketika minggu pertama setelah seorang bayi lahir dapat membawa risiko schizophrenia.

Liputan6.com, Jakarta Bagaimana fungsi kritis sebuah gen ketika minggu pertama setelah seorang bayi lahir dapat membawa risiko schizophrenia, diungkapkan oleh studi terbaru.

Gen berisiko ini dikenal sebagai disrupted in schizophrenia-1 (DISC-1). Studi sebelumnya menunjukkan ketika terjadi mutasi, gen ini adalah faktor risiko tinggi untuk penyakit mental, termasuk schizophrenia, depresi klinis berat, dan gangguan bipolar.

"Kami yakin bahwa gen DISC-1 adalah gen schizophrenia Rosetta Stone dan kemungkinan menjadi kunci utama untuk membuka pemahamam kita tentang peran seluruh gen berisiko terhadap penyakit,” ujar pemimpin penelitian Kevin Fox, seorang profesor dari Cardiff University di Britania.

"Kami menemukan periode kritis pada perkembangan otak yang mengarahkan kami untuk menguji apakah gen risiko schizophrenia lainnya mempengaruhi wilayah otak lain yang menimbulkan gangguan pada periode kritikal itu sendiri,” Fox menambahkan.

Penemuan ini dilaporkan dalan jurnal Science dan dikutip dari Times of India, ditulis Jumat, 20/11/2015.

Penelitian yang dilakukan menggunakan tikus ini membantu para ilmuwan menemukan dalam kerangka perkembangan otak yang sehat bahwa gen DISC-1 pertama-tama harus terikat dengan dua molekul lainnya yang dikenal sebagai ‘Lis’ dan ‘Nudel’.

Para peneliti berhasil menemukan jeda 7 hari awal pada perkembangan otak, satu minggu setelah lahir, yang gagal terikat, mengalami kegagalan permanen kemampuan otak untuk mengadaptasi struktur dan fungsinya (plastisitas) pada usia dewasa.

"Tantangan kita ke depan adalah bagaimana menemukan cara merawat seseorang ketika periode kritis itu atau menemukan cara membalikkan gangguan tersebut pada usia dewasa dengan mengembalikan plastisitas tersebut pada otak,” ujar Fox.

"Harapan kami, semoga saja temuan ini pada suatu hari nanti bisa membantu mencegah timbulnya atau pengulangan gejala schizophrenia sekaligus,” tambah Fox.

Schizophrenia merupakan salah satu penyakit yang mempengaruhi populasi global. Gejala gangguan ini bisa sangat menganggu dan mempunyai efek yang besar terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan kehidupan normal sehari-hari seperti bekerja, menjaga suatu hubungan, serta menyayangi diri mereka sendiri atau orang lain. (Melodia)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini