Sukses

Studi: Obat Parkinson Bisa Cegah Kebutaan?

Degenerasi makular (AMD) telah mengancam 11 juta orang di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Washington - Degenerasi makular (Age-related Macular Degeneration/AMD) telah mengancam 11 juta orang di Amerika Serikat. Meski kondisi medis kronik ini menjadi penyebab utama kebutaan pada penduduk lansia, jangan khawatir karena sebuah terobosan besar menunjukkan obat Parkinson mungkin dapat menunda atau mencegah degenerasi.

AMD adalah kondisi medis yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral karena kerusakan macula, atau bagian tengah retina. Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine, melaporkan sebuah kemajuan terobosan dalam memerangi AMD.

Bila AMD tidak menyebabkan kebutaan, bagaimanapun juga kondisi ini dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, terutama dalam hal kemampuan mereka untuk membaca, mengemudi, dan mengenali orang. Penelitian yang didukung juga oleh BrightFocus Foundation tersebut menunjukkan hubungan biologis antara mata berpigmen gelap (dikenal tahan terhadap AMD) dengan level L-DOPA yang tinggi, bahan kimia yang sering diberikan dokter sebagai resep untuk pasien Parkinson.

Mereka mencari apakah pasien yang menerima obat L-DOPA sebagai pengobatan untuk Parkinson atau penyakit lain bisa terhindar dari AMD. Usai menganalisis data grafik medis, hasilnya mengejutkan. Pasien yang menerima L-DOPA benar-benar secara signifikan lebih kecil kemungkinannya menderita AMD. Andaikan mengalami degenerasi makular, datangnya lebih lambat dari pada yang tidak mengkonsumsi L-DOPA.

"Daripada melihat penyebab AMD, kita malah bertanya-tanya mengapa orang-orang tertentu terlindung dari AMD. Pendekatan ini belum pernah dilakukan sebelumnya," kata penulis senior Brian McKay, dari Universitas Arizona, dalam siaran pers.

Dikutip dari Medical Daily, Rabu (11/11/2015) penelitian ini berangkat dari 37.000 pasien di Klinik Marshfield di Wisconsin. Rata-rata usia mereka yang diberikan L-DOPA adalah 67, dan usia rata-rata yang didiagnosis AMD adalah 71 tahun.

"Terobosan menarik ini menunjukkan kekuatan penemuan ilmiah untuk memberikan harapan, kepada jutaan orang di seluruh bangsa dan dunia," kata Presiden dan CEO BrightFocus, Stacy Pagos Haller.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.