Sukses

Orang Kurus tapi Perut Berlemak? Ini Bahayanya

Bila tubuh cenderung normal tapi di sekitar pinggang dan perut berlemak berisiko memiliki kematian lebih tinggi daripapada orang obesitas.

Liputan6.com, New York- Jangan senang dulu memiliki tubuh yang masuk kategori indeks massa tubuh kategori normal. Bila tubuh cenderung normal tapi di sekitar pinggang dan perut berlemak ternyata memiliki risiko kematian lebih tinggi daripada orang gemuk yang lemaknya tersebar di bagian tubuh lain.

Penelitian ini memang tidak berfokus pada alasan mengapa. Namun para peneliti berspekulasi penyebab kehadiran lemak di perut atau lemak visceral (visceral fat) lebih sebabkan kematian seperti diungkap dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Annals of Internal Medicine.

Lemak visceral secara metabolik lebih berbahaya dibandingkan lemak subkutan. Lemak visceral adalah lemak yang terletak lebih di dalam dan letaknya dekat dengan organ-organ vital di area dada, perut, dan juga panggul. Sementara lemak subkutan adalah lemak yang letaknya tepat di bawah kulit, dan biasanya tampak dari luar tubuh, khususnya jika jumlahnya berlebihan. Letaknya misalnya di paha, bokong, pinggang, dan juga lengan.

Kehadiran lemak visceral menurut peneliti riset ini mampu meningkatkan resistensi insulin dan inflamasi. Selain itu kehadiran lemak ini meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, stroke dan sindrom metabolik. Sehingga orang yang memiliki lebih banyak lemak perut berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan masalah kesehatan lain yang mempertinggi risiko kematian. 

Hal ini terungkap lewat penelitian yang libatkan 15.184 orang dewasa antara 18-90 tahun. Orang-orang ini diikuti terus perkembangannya selama 14 tahun kemudian. Peneliti ingin melihat kesehatan jantung dan total risiko kematian terkait dengan distribusi lemak.

Namun ini bukan berarti orang yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih sehat dibandingkan orang yang memiliki berat badan normal. Obesitas tetap dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung dan diabetes seperti dikutip laman Time, Rabu (11/11/2015).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.