Sukses

Inilah Pil Tunggal Pengobatan HIV

Sebuah pil tunggal pengobatan HIV menjadi pilihan baru setelah pil berganda untuk pengobatan HIV selama ini.

Liputan6.com, Silver Spring - Pada 6 November 2015, sebuah obat dosis tunggal untuk pengobatan HIV baru saja mendapat persetujuan dari pihak berwenang untuk obat dan makanan di AS, Food and Drugs Administration (FDA).

Dikutip dari Daily Mail pada Senin (9/11/2015), obat bernama Genvoya ini mengandung bentuk baru tenofovir yang merupakan obat antivirus yang kuat yang memperlambat perkembangan virus.

Bentuk baru obat ini memasuki sel-sel tubuh, termasuk sel yang terinfeksi HIV di tempat di mana virus ini membiakkan diri, dengan lebih berdayaguna dibandingkan bentuk-bentuk tenofovir sebelumnya.

Karena sifatnya itu, pihak pembuat obatnya mengatakan bahwa obat ini dapat diberikan dengan dosis yang lebih rendah sehingga kadar tenofovir dalam darah bisa 91 persen lebih rendah. Menurut FDA, tampaknya obat ini memberikan hasil yang diinginkan dengan dampak sampingan yang lebih sedikit.

Tingkat keracunan dalam ginjal lebih rendah daripada pengobatan sebelumnya. Demikian juga dengan berkurangnya pengeroposan tulang pada pasien penerima Genvoya ketika dibandingkan dengan obat-obat lain yang mengandung tenofovir.

Obat bernama Genvoya ini mengandung bentuk baru tenofovir yang merupakan obat antivirus yang kuat yang memperlambat perkembangan virus. (Sumber Daily Mail)

Obat ini ditujukan bagi orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun dengan berat badan setidaknya 35 kilogram yang belum pernah mendapatkan perawatan HIV. Orang dewasa yang HIV-nya sedang ditekan juga boleh meminum obat ini.

Dr. Edward Cox, direktur di Kantor Produk Antimikroba di FDA mengatakan, “Persetujuan hari ini perihal kombinasi dosis tetap yang mengandung bentuk baru tenofovir memungkinkan jadwal sekali sehari yang efektif bagi pasien dengan infeksi HIV-1.”

Genvoya, yang dipasarkan oleh Gilead Sciences Inc., diujicobakan pada 3.171 peserta dalam empat kali percobaan klinis. Hasilnya menunjukkan bahwa Genvoya memang efektif mengurangi beban viral—yaitu jumlah HIV di dalam aliran darah—dan hasil ini sebanding dengan cara pengobatan lain.

Walaupun tenofovir baru ini membantu mengurangi sejumlah dampak samping, para peserta peminum Genvoya juga mengalami peningkatan lemak dalam serum—yaitu total kolesterol dan LDL—jika dibandingkan dengan para peserta yang mendapatkan cara pengobatan lain.

Obat ini menyertakan peringatan akan kemungkinan peningkatan asam laktat dan masalah parah pada lever, yang keduanya bisa mematikan.

Dampak samping yang lazim obat ini adalah mual-mual, walaupun ada sejumlah dampak samping yang lebih serius semisal masalah ginjal, penurunan kepadatan mineral tulang, perubahan sistem kekebalan, dan predistribusi lemak. Genvoya tidak dianjurkan bagi orang yang memiliki masalah serius dengan fungsi ginjal.

Menurut CDC, diperkirakan ada 1,2 juta orang di atas usia 12 tahun di AS yang hidup dengan HIV. Ada 150 ribu orang lagi dalam rentang usia yang sama yang diperkirakan memiliki HIV namun tidak menyadari infeksi itu.

FDA menyebutkan bawhwa jumlah orang yang hidup dengan HIV telah bertambah dalam dekade terakhir, walaupun jumlah infeksi baru HIV “secara relatif masih stabil”. (Alx)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.