Sukses

Perbedaan Jantung Pria dan Wanita Ketika Menua

Hasil analisa terbaru menemukan bahwa ada perbedaan juga dalam anatomi jantung pria dan wanita.

Liputan6.com, Jakarta Pria dan wanita akan selalu menemukan perbedaan mereka, dan hasil analisa terbaru menemukan bahwa ada perbedaan juga dalam anatomi jantung pria dan wanita.

Perbedaan dalam masalah jantung ini menjadi jelas hanya setelah para ilmuwan mempelajari hampir 3,000 orang dewasa selama 10 tahun. Pada akhir studi ini, yang dipublikasikan pada 20 Oktober lalu dalam Jurnal Radiology, para ilmuwan menemukan jantung pria dan wanita tumbuh berbeda seiring waktu.

Studi ini difokuskan mempelajari satu bilik jantung, yaitu ventrikel kiri, yang memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Setelah orang menua, ventrikel kiri ini mengalami penurunan kemampuan memompa darah.

Namun para ilmuwan menemukan bahwa terjadi perbedaan dalam hal penurunan kemampuan ini berdasarkan gender seseorang: pada pria, otot jantung di sekeliling bilik berkembang menjadi lebih besar dan menebal bersamaan dengan bertambahnya umur, sedangkan pada wanita, otot tersebut bertahan dengan ukuran yang sama atau malah mengecil, dilansir dari laman Huffingtonpost, Senin (9/11/2015).

Masih belum jelas kenapa terjadi perbedaan berdasarkan gender ini, namun perbedaan yang menarik ini dapat membantu para ilmuwan menentukan apakah terapi berbasis gender dibutuhkan bagi para pria dan wanita yang memiliki penyakit jantung, menurut para peneliti tersebut.

"Hasil penelitian kami adalah sebuah terobosan mengenai konsep penyakit jantung yang memiliki perbedaan pathophysiologi antara pria dan wanita, dan kebutuhan akan perawatan lebih lanjut yang menemukan perbedaan biologis yang sangat penting ini,” ujar Dr. Joao Lima, seorang profesor Ilmu Radiologi dan Obat-obatan dari John Hopkins University School of Medicine di Baltimore, Amerika Serikat dan Direktur Pencitraan Kardiovaskuler di Heart and Vascular Institute, dalam sebuah pernyataan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melibatkan 2.935 orang

Studi diawali dengan penelitian jangka panjang menggunakan scan MRI untuk mengamati struktur dan fungsi ventrikel kiri sejalan dengan waktu, ujar para peneliti. Dan peneliti lain memeriksa jantung menggunakan metode USG, namun scan MRI ternyata lebih mendetail, ujar peneliti pada studi terbaru ini.

Studi ini melibatkan 2.935 orang dewasa dengan rentang umur 45-84 tahun. Para peserta tidak ada yang memiliki penyakit jantung ketika mereka mendaftar pertama kalinya dalam penelitian ini. Para dokter menggunakan MRI scan diawla dan akhir penelitian ini. Dari hasil pemindaian-pemindaian yang dilakukan, para dokter menilai ukuran dan volume ventrikel kiri para partisipan, dan mengkalkulasi beratnya.

Melalui penelitian ini, ilmuwan menemukan bahwa ventrikel kiri pada pria rata-rata bertambah 8 gram. Sangat kontras dengan wanita yang berkurang 1,6 gram.

Lebih jauh, kapasitas pengisian jantung (jumlah darah yang terdapat di ventrikel kiri diantara detak jantung) pada kedua gender ini mengalami pengurangan. Namun hal ini lebih mencolok terjadi pada wanita, dengan penurunan sekitar 13mL, dibanding pria yang hanya mengalami penurunan sekitar 10mL.

Perbedaan ini juga muncul bahkan ketika para peneliti mengontrol berat badan, tekanan darah, tingkat kolesterol, tingkatan olahraga, dan rokok.

Perbedaan terkait gender ini menunjukkan bahwa, “Pria dan wanita bisa mengalami penyakit jantung karena penyebab yang berbeda,” ujar kepala penelitian, Dr. John Eng, seorang profesor Radiologi dari John Hopkins.

Penemuan ini juga dapat membantu para dokter merancang perawatan berdasarkan gender, ujar para peneliti. Sebagai contoh, para dokter spesialis jantung sering memberikan obat-obatan yang dapat mengurangi penebalan otot jantung pada pasien gagal jantung. Namun perawatan seperti ini tidak akan bermanfaat untuk wanita sebagaimana memberikan manfaatnya seperti pada pria, mengingat otot jantung wanita cenderung mengecil atau tidak berubah, ujar para peneliti.

Studi ini merupakan bagian dari proyek jangka panjang yang sedang berjalan bernama Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis (MESA). Para ilmuwan berencana untuk terus mengamati perkembangan para partisipan yang berjumlah hampir mendekati 7.000 orang dari berbagai latar belakang etnis yang mendaftarkan diri, dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit jantung mereka. (Melodia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.