Sukses

Rendang Pakis Dan Rendang Maco Aman Bagi Penderita Kolestrol

Banyak ketakutan jika makan rendang, akan membuat kolestrol dalam darah meningkat.

Liputan6.com, Padang- Banyak ketakutan jika makan rendang, akan membuat kolestrol dalam darah meningkat. Namun, penelitian dari Guru Besar Ilmu Gizi Unand Prof. Nur Indrawaty Liputo membantah hal tersebut.

Menurut Indrawaty, daginglah sebagai faktor utama yang meningkatkan kolestrol. Sedangkan racikan bumbu dari rendang, sejatinya sebagai penetralisir kandungan kolestrolnya. Namun itu membutuhkan takaran yang pas, untuk memudahkannya ada pilihan lain pengganti daging.

Pakis dan Maco (sejenis ikan asin) yang bisa dipakai sebagai pengganti daging, dan dua pengganti daging tersebut memiliki gizi yang tinggi. Rendang pakis dan maco ini, selain harganya lebih murah. Ternyata merupakan sebuah tradisi di salah satu daerah di Sumatera Barat (Sumbar), bahkan jika rendang pakis dan maco tak tersedia dalam hidangan pesta. Si tuan rumah dianggap tidak beradat.

"Selain pakis mudah didapat di samping rumah, atau di pinggir sungai. Sedangkan maco cukup murah. Setiap acara adat rendang pakis wajib tersedia, sudah begitu sejak turun temurun," ujar Marni (40), salah seorang warga Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumbar yang dihubungi liputan6.com, Jumaat (6/11/2015) pagi.

Senada dengan keterangan masyarakat, dalam laporan yang ditulis oleh Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kota Padang, menyatakan rendang pakis berkembang di Nagari Surantih Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan. Namun kebudayaan tidak mengenal ruang dan batas teritorial manapun. Kebudayaan Minangkabau sudah membuktikannya.

Selain murah meriah, dan mudah dalam pengolahan, serta sangat mudah untuk mendapatkannya. Pakis juga mengandung anti oksidan yang tinggi, yang baik untuk kesehatan serta menantralisir racun, juga melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas.

Menurut Indarwaty, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Dan pakis bisa menjadi salah satu sumber obatnya.

“Pakis mengandung banyak anti oksidan, ada vitamin A juga, asal tidak terlalu matang, sebab vitamin mudah menguap, dan juga ada sedikit kandungan omega 3 di sayuran pakis, namun yang biasanya omega 3 lebih banyak pada ikan (maco),” terang Profesor gizi yang dihubungi liputan6.com Jumaat (6/11/2015) pagi.

Untuk cara memasaknya, setiap daerah memiliki cara masing-masing, ada yang memasak hingga kering, ada juga yang menjadikannya kalio (rendang setengah jadi) dulu. Namun satu hal yang sama dari semua daerah dalam cara memasaknya adalah pakis/sayur paku tersebut baru akan dimasukkan setelah semua bumbu dan semua bahan matang.

"Tak kayu janjang dikapiang”. Mungkin filosofi inilah yang dipakai ibu-ibu agar dapurnya tetap ngepul dan selera keluarga tetap terpuaskan. Randang yang sejatinya berisi daging dan bahan lainnya seperti ubi, kentang, atau yang lainnya. Dibeberapa daerah di Sumatera Barat sudah memulai gerakan anti mainstreamnya. Daging pada rendang digantikan dengan sayur pakis, dengan rasa yang lebih menggunggah dan hemat tentunya.

Di daerah Pasaman, randang pakis menjadi menu wajib dalam setiap perhelatan, di pesisir selatan menjadi makanan harian yang dicampur dengan lokan. Randang pakis tersaji dengan rasa yang menggugah, apa lagi jika disajikan panas dan ditambah cabe hijau. Akan membuat anda berteriak "Tambuah ciek" pada orang di dapur. (Muslim/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.