Sukses

Botox Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Jantung?

Selama ini Botullinum Toxin A atau Botox diminati karena dapat mengurangi keriput.

Liputan6.com, Texas - Selama ini Botullinum Toxin A atau Botox diminati karena dapat mengurangi keriput. Tapi, sebuah jurnal di Texas, Amerika Serikat menuliskan hasil penelitian soal potensi Botox dapat menyelamatkan nyawa pasien dalam operasi bypass jantung.

Menurut penelitian di jurnal Asosiasi Jantung Amerika (AHA) yang berjudul Sirkulasi: Aritmia dan Elektrofisiologi, Cangkok Arteri Koroner Bypass (CABG) mengatasi penyumbatan arteri jantung, dengan membuat bagian baru untuk darah mengalir ke otot jantung.

CABG, kadang-kadang disebut cabbage atau kubis adalah salah satu prosedur yang paling umum dan efektif untuk mengatasi penyumbatan darah ke otot jantung. Operasi ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke jantung.

Selain itu, dikutip dari Medical News Today, Jumat (30/10/2015) lalu, CABG bisa meringankan nyeri dada dari angina (yang sering disebut angin duduk) untuk mengurangi risiko serangan jantung, dan meningkatkan kemampuan untuk aktivitas fisik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Botox

Selama operasi, arteri atau vena dicangkokkan dari bagian lain tubuh dan digunakan untuk mengubah rute darah di sekitar arteri tersumbat. Tergantung pada berapa banyak arteri diblokir, pasien dapat menjalani satu, dua, tiga atau lebih cangkokan.

Pengobatan ini memerlukan waktu beberapa hari di rumah sakit, dan 30% dari pasien tersebut menderita irama jantung yang tidak teratur sesudah operasi. Komplikasi yang paling umum dari operasi jantung adalah irama jantung yang tidak teratur, atau Atrial Fibrillation, juga dikenal sebagai AFib atau AF.

AF dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, gagal jantung dan komplikasi yang berhubungan dengan jantung lainnya. Namun, suntikan Botox ke dalam lemak yang mengelilingi jantung setelah operasi bisa membantu mencegah AF.

Para peneliti di dua rumah sakit Rusia secara acak memberi 60 pasien Botox dan yang lainnya diberikan suntikan saline (garam murni steril). Botox disuntikkan ke empat bantalan lemak utama yang mengelilingi jantung.

Dalam 30 hari setelah operasi, mereka yang menerima suntikan Botox selama operasi bypass jantung memiliki kesempatan 7% mengembangkan AF, dibandingkan dengan 30% pada pasien yang menerima saline. Setahun kemudian, tidak ada pasien yang menerima Botox terserang AF, namun 27% dari pasien yang menerima saline masih mengalami irama jantung yang tidak teratur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.