Sukses

'Bayi Berselimut Plastik' Ini Akhirnya Masuk Sekolah

Pada Februari 2012 silam, seorang anak perempuan prematur dengan berat 11 ons atau hanya 0,3 kilogram.

Liputan6.com, Jakarta Pada Februari 2012 silam, lahir seorang anak perempuan prematur dengan berat 11 ons atau hanya 0,3 kilogram. Tim dokter yang merawatnya di rumah sakit di Birmingham, Inggris, berusaha agar bayi merah ini tetap bertahan hidup, salah satunya menjadikan plastik bergelembung atau bubble-wrap sebagai penghangat.

Bubble-wrap biasanya digunakan untuk bantalan alat elektronik dalam kemasannya. Hope Prestleton, nama bayi itu, berjuang meski mengalami serangan jantung berkali-kali, dan plastik yang mengelilinginya adalah salah satu benda yang menolong nyawanya.



"Ketika saya lihat Hope untuk pertama kalinya, dia sangat mungil. Para dokter mengatakan dia terlahir terlalu dini (empat bulan lebih cepat), sehingga membuatnya dalam bahaya. Ada resiko yang bisa membuat dia tidak bertahan," tutur Tracie Prestleton, kepada Daily Star, Jumat (23/10/2015) lalu.

Sekarang, Hope berumur tiga tahun dan menikmati pengalaman pertamanya di sekolah anak usia dini (PAUD). "Setelah Hope lahir, mereka (dokter) memeriksanya. Dokter bilang dia tak butuh ventilator karena sangat kuat dan bisa bernafas sendiri," tutur sang ibu mengenang.



Tracie mengungkapkan, keadaan anaknya luar biasa dan berbeda dari kasus kelahiran kebanyakan. Ketika detak jantung Hope berhenti beberapa kali, anaknya langsung pulih dalam hitungan detik lagi tanpa bantuan.

"Mereka memanggilnya keajaiban. Dia hanya bernafas sembilan hari dengan ventilator dan pada bayi yang yang lahir 25 minggu setidaknya butuh berbulan-bulan," pungkas Tracie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.