Sukses

Dapatkah Serangga Mengakhiri Kelaparan Dunia?

Ide yang mungkin terdengar mengerikan, tetapi ketertarikan untuk memanfaatkan serangga sebagai makanan telah semakin berkembang.

Liputan6.com, Jakarta Ide yang mungkin terdengar mengerikan, tetapi ketertarikan untuk memanfaatkan serangga sebagai makanan telah semakin berkembang.

Bahkan Ahli Keamanan Makanan Eropa berani mengambil risiko atas penilaian produksi, proses, hingga memakan makanan alternatif ini sebagai sumber protein.

Jika Anda ingin mengetahui bagaimana serangga semakin lama semakin berpotensi menjadi makan malam kita, silakan simak beberapa pertanyaan berikut ini, dilansir dari laman WebMD, Senin (19/10/2015).

Kenapa Memakan Serangga?

Populasi dunia yang semakin berkembang meningkatkan risiko kelaparan dan bahkan ancaman yang jauh lebih besar. Pada 2011, ada 7 miliar manusia yang membutuhkan makanan, dan diperkirakan akan mencapai 8 miliar pada 2024.

Pada 2013, Food and Agricultural Organization (FAO) Inggris tidak saja memuji kandungan gizi seekor serangga, tetapi juga keuntungan yang mungkin didapatkan darinya seiring meningkatnya jumlah permintaan makanan di seluruh dunia.

Menurut kabar, beternak serangga sebagai bahan pangan baik bagi lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari gas rumah kaca yang dihasilkan serangga lebih rendah jika dibandingkan dengan gas yang dihasilkan binatang ternak lainnya. Gas rumah kaca yang dihasilkan babi lebih besar daripada cacing. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amankah?

Memakan Serangga Menjijikkan?

FAO melaporkan bahwa meskipun ide memakan cacing, belalang, atau jangkrik terdengar aneh, serangga memiliki kandungan protein, lemak, dan mineral yang tinggi. Mereka bisa ditelan bulat-bulat, dijadikan bubuk atau dicampur ke dalam makanan lain.

Meskipun mereka tidak ada dalam menu diet ala Barat, serangga ada dalam menu jutaan orang di belahan lain dunia. Faktanya, serangga menambah sumber makanan bagi sekitar 2 miliar orang dan selalu menjadi bagian kehidupan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Akan tetapi pemberitaan mengenai adanya 'faktor menjijikkan' membuat bujukan terhadap orang-orang Barat untuk menjadikan serangga sebagai makanan menjadi jauh lebih sulit.

Dari 1 juta jenis serangga yang diketahui, 1.900 di antaranya dimakan mannusia. Beberapa di antaranya yaitu kumbang, ulat, lebah, tawon, semut, belalang, dan jangkrik.

Amankah Memakan Serangga?

Para Ilmuwan dari European Food Safety Authority (EFSA) menyimpulkan bahwa risiko kesehatan terhadap manusia atau binatang tergantung pada bagaimana serangga diternak atau diproses.

Mereka menyatakan bahwa secara umum, risikonya akan sama saja dengan sumber protein lain yang tanpa melalui proses. Kesimpulan yang didapat yaitu bahwa semua faktor berpengaruh terhadap terjadinya kontaminasi dalam makanan serangga atau dalam proses pemberian makannya. (Ken Andromeda)*

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini