Sukses

Gangguan Pendengaran di Usia Tua Pertanda Jelang Ajal?

Sebuah studi mengungkap risiko kematian yang tinggi dengan gangguan pendengaran di usia tua.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi mengungkap hubungan antara risiko kematian yang tinggi dengan gangguan pendengaran di usia tua. Meski penyebabnya tidak jelas, para ilmuwan kesehatan yakin, semakin buruk gangguan pendengaran pasien, maka semakin tinggi risiko kematiannya.

"Tujuh puluh persen orang tua memiliki gangguan pendengaran. Kami meneliti 1.666 orang dewasa dari survei nasional yang dilakukan pada 2005-2006 dan 2009-2010, serta catatan kematian sampai akhir 2011," kata Penulis utama studi, Kevin Contrera dari Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore, Maryland, seperti dikutip Foxnews, Senin (5/10/2015).

Menurut Kevin, gangguan pendengaran sedang atau berat memiliki risiko 54 persen lebih tinggi meninggal lebih dahulu dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendengaran normal. Sedangkan, gangguan pendengaran ringan meningkatkan 27 persen risiko kematian. 

Ilustrasi Telinga [foto: urgentcare.aw]

"Ada beberapa variabel lagi yang bisa memengaruhi pendengaran dan risiko kematian, termasuk jenis kelamin, ras, dan pendidikan, serta faktor risiko jantung, seperti stroke, merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung," ujarnya.

Bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor tersebut, tim peneliti menemukan, orang dengan gangguan pendengaran memiliki risiko 39 persen lebih tinggi dari kematian dibandingkan mereka yang tanpa masalah pendengaran, dan orang-orang dengan gangguan pendengaran ringan memiliki risiko 21 persen.

Seorang peneliti gangguan pendengaran yang mengajar di University of Manchester di Inggris, Piers Dawes, mengatakan, gangguan pendengaran dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

"Orang tua dengan gangguan pendengaran cenderung kesulitan dengan komunikasi dan kurang mampu merawat kondisi kesehatan mereka sendiri," kata Dawes yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Dalam penelitiannya sendiri, Dawes mencatat, bantuan alat pendengaran dapat membantu memperbaiki komunikasi dan kesehatan mereka secara umum.

"Alat bantu dengar, atau perangkat komunikasi nirkabel dapat membantu memperbaiki keterlibatan sosial, peningkatan aktivitas fisik dan komunikasi yang lebih baik dengan dokter dan profesional kesehatan lainnya. Mungkin dengan efek positif ini, seseorang dapat mengurangi risiko kematian," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini