Sukses

Dahsyatnya Peran Jamur bagi Manusia

Di Indonesia, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Nenek moyang kita menggunakannya dalam pembuatan makanan dan minuman, seperti tempe, tape, dan tuak. Di dunia sains, mikroorganisme ini yang pertama kali diobservasi melalui mikroskop oleh Bapak Ahli Mikrobiologi, Antonie van Leewenhoek.

Louis Pasteur, yang terkenal dalam penemuannya mengenai cara sterilisasi susu, menggunakannya sebagai bahan biokimia hidup dalam proses transformasi. Jamur ini juga digunakan sebagai 'pabrik' tempat pembuatan vaksin Hepatitis B rekombinan yang pertama. S. cerevisiae juga merupakan 'pabrik' enzim makanan pertama (chymosin, enzim yang digunakan dalam pembuatan keju).

Tentu saja penemuan spektakuler dalam memecahkan seluruh rangkaian genom S. cerevisiae merupakan langkah pionir yang menentukan dalam menguak misteri rangkaian genom manusia. Hampir semua teknologi frontier, seperti genomik, proteomik, dan nanobioteknologi, menggunakan jamur ini sebagai model.

Tidak diragukan lagi bahwa inovasi sains dan teknologi juga akan semakin melaju di bidang bioekonomi. S. cerevisiae, sebagai model sains dan mikroorganisme komersial yang populer, akan terus memegang peran penting di masa depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nilai Komersial Tinggi

Nilai Komersial Tinggi

Di masa depan, S. cerevisiae akan menjadi sel inang yang semakin diperhitungkan dalam pembuatan low volume, high value produk bioteknologi, seperti enzim, bahan kimia, protein terapi, dan produk farmasi yang berdaya komersial tinggi.

Selain 800.000 ton protein dalam setahun, telah dihasilkan pula 60 juta ton bir, 30 juta ton anggur, dan 600.000 ton jamur ragi. Tak mengherankan, mikroorganisme ini merupakan tulang punggung dalam produksi empat komoditas fermentasi terbesar di dunia.

Karena itu, biomass jamur (baik untuk industri makanan manusia, ternak, serta dunia kesehatan) dan produksi tradisional etanol (untuk industri bir, anggur, minuman suling, dan energi) diperkirakan akan terus menyumbangkan produksi fermentasi terbanyak di dunia. Keunggulan mikroorganisme ini juga terbukti mampu meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh serta membantu mengurangi tekanan dan stres.  (*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini