Sukses

Bir Singkong dari Afrika Ini Tak Kalah dengan Bir Jerman

Berlimpah singkong, SABMiller produksi bir.

Liputan6.com, Jakarta Kita biasa mengolah singkong menjadi singkong goreng, singkong rebus, tape, lanting, tiwul dan aneka penganan lainnya. Tapi di Afrika bagian selatan, singkong bisa dimanfaatkan menjadi minuman.

Perusahaan bir terkemuka bernama SABMiller berhasil mengolah singkong menjadi bir. Pada November 2011, perusahaan ini pertama kali meresmikan bir komersial yang berasal dari singkong.

Bir dengan merek dagang Impala ini dijual ke seluruh negara Afrika. Bahan baku bir ini 70 persen berasal dari singkong lalu sisanya barley. 

Impala dijual dengan harga 75 persen lebih murah dibandingkan harga bir pada umumnya. Produsen berharap, harga yang miring mampu menarik hati orang-orang yang biasa mengonsumsi bir tradisional agar membelinya. Bir tradisional terkadang memiliki risiko tinggi bagi kesehatan.

 

Bir dari singkong dengan merek Impala yang ada di Afrika. (Foto: .marcgunther.com)

 

"Seringkali alkohol yang dibuat secara tradisional berbahaya. Apa yang kami lakukan adalah memberi penawaran legal alkohol," terang Chief Executive SABMiller seperti dikutip laman The Guardian pada Jumat (25/9/2015).

Dibandingkan bir lain, Impala memiliki kandungan gluten jauh lebih rendah. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Optimalkan kekayaan lokal

Optimalkan Kekayaan Lokal

Di Mozambik, sebuah daerah di Afrika bagian selatan, tanaman singkong tumbuh subur. Ini tentu saja diikuti dengan melimpahnya umbi tanaman ini alias singkong. Meski jumlahnya banyak, tapi singkong-singkong itu tidak digunakan untuk kepentingan komersial. Petani lokal pun membiarkan sisa singkong membusuk begitu saja.

Melihat hal ini, SABMiller merasa itu adalah kesempatan. Perusahaan bir ini mulai mengirimkan truk ke daerah pedesaan untuk membeli singkong langsung dari petani.

Sejak saat itulah, perusahaan ini mulai mengolah singkong menjadi bir. Sekitar 40.000 ton singkong setiap tahun dibutuhkan untuk memproduksi bir. Proyek ini menyediakan lapangan kerja untuk sedikitnya 1.500 petani dan keluarganya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.