Sukses

Operasi Perbesar Payudara di Jatim Meningkat

Mulai tahun 2014 hingga 2015, per bulan terdapat 3 sampai 5 orang wanita yang menjalani operasi memperbesar payudara di Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya Dr Iswinarno Doso Saputro SpBP-RE (K), Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya menegaskan bahwa dari data yang dimilikinya mulai tahun 2014 hingga 2015, per bulan terdapat 3 sampai 5 orang wanita yang menjalani operasi memperbesar payudara.

Dr Iswinarno mengatakan, bila ditotal dalam setahun ada 36 sampai 60 wanita yang melakukan operasi memperbesar payudara. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya ada 1 pasien setiap 3 bulan.

"Pasien yang menjalani operasi memperbesar payudara di sini tidak hanya dari Surabaya saja, namun ada juga yang dari Pasuruan, Jember, Banyuwangi, dan Malang. yang menjalani operasi itu rata-rata berusia di atas 40 tahun. Mereka beralasan ingin terlihat masih segar dan kencang," kata dr Iswinarno kepada wartawan, Rabu (23/09/2015).

Dr Iswinarno menambahkan bahwa dalam pelaksanaan operasi pembesaran payudara ini terdapat beberapa prosedur, yakni dengan menggunakan metode implan silikon dan metode transfer lemak yang didapatkan dari bagian bawah perut atau paha pasien. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Metode transfer lemak dan implan silikon

"Jika dilihat dari sisi pengerjaannya, operasi implan silikon lebih cepat yakni sekitar 2 jam. Sedangkan transfer lemak membutuhkan waktu antara 2 sampai 3 jam, dan harus dilakukan injeksi lemak ke payudara hingga beberapa kali, supaya mendapatkan hasil yang maksimal," imbuh dr Iswinarno.

Dr Iswinarno juga menjelaskan bahwa pengerjaan operasi payudara dengan teransfer lemak dari bagian tubuh pasien sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama, karena pengerjaannya lebih susah dibandingkan dengan operasi implan silikon. Di mana untuk menyedot lemak dari bagian tubuh pasien saja, harus menggunakan alat khusus yakni liposuction.

Setelah lemak didapat, dilakukan pemilahan menggunakan alat sentrufuk, yakni alat untuk memisahkan air dan lemak dengan kecepatan putar hingga 6 ribu rpm. Setelah didapat lemak yang bagus, lalu diinjeksikan ke dalam payudara.

"Kalau kita mengambil 100 cc lemak, setelah melalui proses yang kita dapat hanya 50 cc lemak yang siap untuk diijeksikan. Bahkan dari 50 cc lemak yang kita dapat itu diserap kembali oleh tubuh, sehingga harus dilakukan injeksi berulang kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan oleh pasien," lanjut dr Iswinarno.

Dr Iswinarno menyatakan bahwa meskipun dilakukan injeksi berulang kali, namun tetap saja lemak akan diserap tubuh kembali. Selain itu, wanita yang memilih teknik ini untuk memperbesar payudaranya belum tentu mendapat hasil seperti yang diinginkan, karena maksimal hanya 150 cc lemak yang diinjeksikan ke payudara.

Berbeda dengan teknik implan silikon, di mana silikon yang terselubung oleh lapisan pelindung yang di masukkan ke dalam payudara akan bertahan seumur hidup pada diri pasien dan bentuk payudara yang diinginkan pasien tidak akan berubah. Kendati demikian, untuk mengantisipasi adanya microlesi (kebocoran kecil) pada implan silikon yang sudah ditanama tersebut, maka dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan setiap 10 tahun. Bahkan untuk mengantisipasi adanya kebocoran, bila perlu implan silikon tersebut bisa diganti dengan yang baru.

"10 Tahun itu dilihat dan dicek kesehatan payudaranya, jika sehat ya tidak perlu melakukan perbaikan lagi. Kesehatan payudara ini dicek untuk mengetahui ada sepsis atau infeksi, kebocoran, dan lain-lain," tegas dr Iswinarno.

Di samping itu, wanita yang menjalani teknik operasi ini dapat memaksimalkan besar payudara yang diinginkan. Karena ukuran implan silikon yang ditanamkan pada payudara dapat mencapai 500 cc. Namun umumnya pasien memilih ukuran antara 200 cc sampai 350 cc. 

 

3 dari 3 halaman

Tak dianjurkan donor lemak

"Bagi wanita yang memiliki tubuh kurus dan ingin menjalani operasi memperbesar payudara tidak dianjurkan untuk memilih teknik operasi transfer lemak. Dokter akan kesulitan mencari donor lemak di bagian tubuh pasien yang bersangkutan. Dan tidak dianjurkan mengambil donor lemak dari orang lain, sebab tubuh akan melakukan reaksi penolakan,sehingga wanita pada kondisi seperti ini lebih dianjurkan menjalani operasi implan silikon untuk memperbesar payudaranya," jelas dr Iswinarno.

Dr Iswianarno menghimbau, kepada semua wanita yang telah melakukan operasi memperbesar payudara dengan teknik implan silikon agar menghindari pemakaian susuk. Juga agar menjauhkan diri dari benda tajam di daerah sekitar payudara, serta tetap menjalani screening. Tak hanya itu, disarankan juga menjaga kebersihan kondisi tubuh agar terhindar dari infeksi. Bila terjadi infeksi, maka implan silikon harus dikeluarkan dari payudara.

"Orang-orang yang menjalani operasi ini perlu penyembuhan 10 hari dan dijauhkan dari benda-benda tajam. Bila punya alergi dijauhkan dari makanan udang atau makanan yang bisa memicu gatal," pungkas dr Iswinarno. (Dian Kurniawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.