Ingat, Cinta Tak Datang dari Langit

Liputan6.com, Jakarta Cinta bukanlah penyebab relasi yang baik melainkan akibat dari relasi yang baik antara dua insan. Demikian disampaikan Psikoterapis dan Pendiri sekaligus Direktur The Valley Counseling Center di Glendale, California, Amerika Serikat, Alan Loy McGinnis dalam bukunya berjudul The Romance Factor, Rabu (23/9/2015).

Kebanyakan orang, menurut Alan, biasanya berpikir kebalikannya. "Memang, agar ada sebuah relasi, hubungan, perlu ada suatu daya pikat awal. Namun kedalaman dan mutu relasi akan menentukan rasa-perasaan dan emosi yang tercipta,"ujar Alan.

Alan bercerita, ada seorang pengusaha muda yang sukses. Untuk menutup rasa sepi yang selalu menyelinap di hatinya, ia suka pesta dan minum-minum. Meski begitu, hidupnya tetap kering. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis muda belia yang baru saja tamat sekolah menengah atas.

Si pengusaha banyak cerita dan si gadis dengan penuh minat mendengarkan. Pengusaha muda itu pun tertarik pada gadis yang tanggap dan perhatian. Selanjutnya, pertemuan demi pertemuan berlangsung. Akrablah mereka.

Si pengusaha yang pernah ikrar tak akan menikah bila belum berusia tiga puluh tahun tiba-tiba berubah niat karena merasa menemukan teman yang bisa diajaknya menikah meski usianya masih 29 tahun.

Alan menyebutkan, si gadis ini cerdas. Dia pandai mengipasi api cinta awal yang kecil menjadi nyala yang berkobar dalam diri si pira. Ia tidak menunggu cinta 'jatuh dari langit', kata Alan. "ia menciptakan hubungan dan cinta adalah buah yang wajar dari usaha itu,"ujar Alan.

Sekali lagi Alan menegaskan bahwa cinta bukanlah melulu akibat panah dari busur Dewi Asmara atau Cupido, melainkan sesuatu yang kita ciptakan. Jika kita belajar menciptakannya, kita akan menguasai salah satu kemahiran terpenting dalam hidup, yakni kemahiran bercinta.