Sukses

Diabetesi Harus Perhatikan Ini Bila Ingin Coba Minum Jamu

Rekomendasi orang terdekat, biasanya membuat diabetesi mencoba pengobatan herbal dan meninggalkan obatnya.

Liputan6.com, Jakarta Ada begitu banyak alternatif cara untuk mengatasi diabetes di internet. Rekomendasi orang terdekat, biasanya membuat diabetesi mencoba pengobatan herbal dan meninggalkan obatnya.

Hal ini disayangkan oleh dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Aris Wibudi. Menurutnya, pilihan herbal sebaiknya digunakan secara bijak tanpa melepas obat yang diberikan dokter.

"Apapun silahkan, tetapi harus ada kontrol. Pertama cek gula darah, kedua ketemu dengan dokter. Karena yang bisa menentukan apa yang sebaiknya dilakukan adalah tenaga medis," katanya pada wartawan, ditulis Selasa (22/9/2015).

Menurut Ketua Tim Dokter Kepresidenan RI periode 2004/2014 ini, pengecekan diabetes juga harus dilakukan teratur. "Apakah dia memiliki alat tertentu yang bisa mengukur sudah balance atau tidak. Setidaknya dia jadi bisa kontrol."

"Diabetesi tidak bisa berpatokan dengan, `Saya sudah enakan`. Sebab semua obat ada ukurannya," katanya. Aris menuturkan, yang terpenting dalam pengobatan diabetes adalah mengetahui mekanisme kerja suatu obat atau herbal.

"Selama kita tahu mekanisme kerja obat dan herbal tidak sama, silahkan. Artinya kalau obat 'A' dan herbal 'A' kerjanya sama, maka efeknya tidak baik. Lebih baik mencoba obat yang berbeda fungsi," ujarnya.

Aris mengingatkan, dokter dan herbalis seharusnya dapat bekerja sama meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun keduanya harus paham batasan ilmunya.

"Kalau dokter tidak belajar herbal jangan mengomentari herbal. Begitupun herbalis, bila tidak pernah belajar medical jangan menggunakan istilah dokter. Tapi bila keduanya mau bekerjasama alangkah baiknya, supaya pasien tidak bingung," ungkapnya.

Aris menambahkan, informasi mengenai kesehatan sudah layaknya diberikan ke pasien. "Kalau saya, mereka mau coba jamu silakan, tapi kembali ke saya jangan lebih dari 2 minggu. Kenapa? Kalau gula darahnya cenderung naik tentu tidak bagus. Dokter bukan penguasa, pasien bukan bawahan. Dokter hanya memberikan informasi, keberhasilan kesembuhan, 100 persen milik dari pasien," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini