Sukses

Diet Terlalu Ketat, Berbahaya Juga Lho

Pola hidup sehat berlebihan juga tidak baik karena dapat mengundang penyakit orthorexia nervosa.

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi makanan sehat untuk menjaga tubuh lebih fit memang baik. Namun jangan salah, pola hidup sehat berlebihan juga tidak baik karena dapat mengundang penyakit orthorexia nervosa.

Seperti diberitakan Dailymail, Jumat (18/9/2015) penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat seseorang untuk hidup sehat dengan memangkas kelompok makanan tertentu. Seperti halnya yang dilakukan selebritis seperti Gwyneth Paltrow dan Jessica Alba yang terobsesi dengan diet clean eating.

Psikolog di Universitas Rutgers, Profesor Charlotte Markey mengatakan, orthorexia terjadi karena ada niat baik seseorang untuk membatasi jumlah makanan tertentu. Lama-kelamaan, dia pun mulai menghilangkan makanan yang dianggap mengganggu kesehatan seperti permen, gula, karbohidrat dan sebagainya.

"Secara perlahan mereka mengurangi gula, garam, kemudian gandum, susu, dan sebagainya. Mereka jadi terobsesi dengan apa yang tidak boleh mereka makan dan menjaganya," kata Markey.

Mirisnya, orang-orang ini juga berpikir kalau yang mereka lakukan itu benar sehingga sulit bagi mereka menerima dampak negatif bagi kesehatannya.

Lantas, pola makan sehat seperti apa yang berbahaya?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Batasan

Batasan

Ahli nutrisi di UNSW, Australia, Dr Rebecca Reynolds mengatakan, ada batasan seseorang dalam menjaga makanannya. "Orthorexia dapat menyebabkan penurunan berat badan, malnutrisi dan bahkan kematian. Hal ini karena penderita kerap dalam keyakinan yang salah, menganggap mereka tidak sehat atau tubuh mereka tidak toleran kepada mereka - sehingga merampas diri gizi esensial dan vitamin."

Pada saat yang sama, mereka juga terlalu banyak berlatih sehingga tubuh menjadi lemah dan kurus. Tidak seperti anoreksia dan bulimia, orthorexia tidak termasuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Namun penderitanya dapat mengalami depresi dan kecemasan.

"Mereka mungkin tidak sadar, membatasi makanan tertentu seperti karbohidrat, yang merupakan sumber energi sangat diperlukan tubuh. Dan seringkali, pola makan ini menjadi tanda kesehatan mental yang mendasari," kata Dr Markey. 

 

Baca juga:

Pola Hidup Sehat Tak Cukup untuk Terhindar dari Serangan Jantung

Cara Efektif Ajak Pasangan Bergaya Hidup Sehat

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.