Sukses

Yang Makin Ditakuti Remaja Zaman Sekarang

Kebanyakan remaja zaman sekarang gemar melakukan selfie dan aktif di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta Jerawat sebagian besar muncul di masa remaja. Dan sekitar 10 persen orang bisa depresi gara-gara jerawat. Kini, di zaman selfie efek jerawat lebih buruk lagi karena itu orangtua hendaknya lebih waspada.

"Di era media sosial sekarang, luka psikologis akibat jerawat bisa lebih buruk dibanding yang fisik," pesan Acne and Rosacea Society of Canada seperti dilansir CBCCanada.

Dokter Jerry Tan, yang merupakan anggota Society mengatakan, kebanyakan remaja zaman sekarang gemar melakukan selfie dan aktif di media sosial. Tentu saja mereka jadi lebih sadar diri dengan penampilannya dibanding sebelumnya.

Tan menyontohkan, lihat saja postingan foto atau video selfie di Facebook, Instagram, dan Twitter, sebagian besar menonjolkan wajah. Namun, foto selfie yang berjerawat bisa mendapat ejekan atau bully di media sosial.

"Wajah terlihat secara sosial di situs, itu mengarah ke malu, menjadi sadar diri, terkadang menghindar dari sosial, dan yang paling penting yang mungkin kurang diakui banyak pasien, hal itu dapat menyebabkan depresi," kata Tan, yang merupakan dokter kulit dan juga mengajar di kampus Windsor, Schulich School of Medicine.

"Dan memiliki jerawat dikaitkan dengan ejekan, bully, dan gangguan makan," kata Tan menambahkan.

Tan mengatakan, jerawat bisa memengaruhi psikologis remaja ketika mereka mulai terganggu dengan jerawat, dan berusaha mencari cara menghilangkannya. Padahal, lamanya jerawat di wajah itu berbeda-beda. Sama halnya dengan penyembuhan jerawat.

"Setiap pagi mereka harus bangun dengan wajah penuh jerawat atau jerawat bintik di tubuh mereka dan mereka sedang mencari cara untuk menghentikan ini dari waktu ke waktu. Dengan tidak adanya harapan, mereka kadang-kadang kehilangan harapan," kata Tan .

Tan menjelaskan, orangtua perlu memerhatikan anak-anaknya. Lihat jika ada perubahan dalam sikapnya. Jika perlu, hindari anak-anak dari media sosial.

"Jika mereka semakin menarik diri dan diam serta mungkin menunjukkan tanda-tanda tidak tertarik pada kegiatan yang biasa mereka lakukan, kadang-kadang itu penanda depresi," kata Tan.

Meski gejala tersebut bisa karena jerawat atau bukan, Tan menganjurkan agar orangtua harus tetap waspada. (Melly F)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini